Tinjauan November 2021

Timah Juara, Batu Bara Sengsara!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 December 2021 10:49
Dok.PT Timah
Foto: Dok.PT Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - November bukan merupakan yang terbaik bagi komoditas sepanjang 2021. Harga komoditas fosil, batu bara dan migas, paling terpukul.

Sementara virus Omicron muncul di akhir bulan memberatkan laju komoditas logam. Hanya timah yang masih mampu melanjutkan reli dan mencatat rekor harga tertinggi.

Berikut kinerja harga komoditas pada bulan November 2021 yang telah dirangkum oleh Tim Riset CNBC Indonesia:

1. Timah (US$/ton), naik 5,86%

2. Nikel (US$/ton), naik 3,73%

3. Emas (US$/ons), naik 0,57%

4. Tembaga (US$/ton), naik 0,24%

5. Perak (US$/ons), turun 3,31%

6. Minyak (US$/barel), turun 15,94%

7. Gas Alam (US$/mmbtu), turun 16,07%

8. Batu Bara (US$/ton), turun 31,98%

Timah jadi komoditas tambang yang memiliki kinerja terbaik pada bulan November dengan kinerja 5,86%. Bahkan harga timah mengukir rekor harga tertinggi baru pada tanggal 23 November kemarin.

Penguatan timah disebabkan oleh pemulihan permintaan barang-barang elektronik akibat perbaikan ekonomi dan pasokan yang ketat di China akibat penutupan pelabuhan di Myanmar, pemasok utama timah negeri panda.

Sementara itu kendala pasokan juga mengantar nikel ditutup naik 3,73% pada November. Cuaca ekstrem di Filipina, pemasok terbesar bijih nikel China, jadi penyebab pasokan nikel langka.

Spekulasi mengenai tapering dan kenaikan suku bunga mengiringi laju emas sepanjang bulan. Munculnya varian baru virus corona Omicron meningkatkan daya tarik emas sebagai safe haven dan membuat emas naik 0,57% sepanjang November.

Persediaan dan pasokan di pasar yang menipis membuat tembaga mampu bertahan di level positif pada bulan November. Namun munculnya Omicron mengaburkan potensi permintaan tembaga setelah ekonomi mulai pulih.

Perak sebenarnya memiliki berbagai katalis positif seperti permintaan perak fisik yang diperkirakan meningkat dari industri dan juga sebagai lindung nilai dari ketidakpastian ekonomi karena Omicron.

Namun semua dikalahkan oleh percepatan tapering dan kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat. Ekonomi AS yang panas karena inflasi sangat tinggi jadi penyebab perak turun 3,31% sepanjang November 2021.

Sikap OPEC+ yang teguh tidak memproduksi minyak mentah lebih banyak membawa harga minyak bertengger di level US$ 80-90 per barel hampir di sepanjang November.

Tapi petaka datang dari Omicron membuat harga minyak jatuh 11,55% dalam sehari pada 26 November. Hal ini berdampak pada kinerja minyak yang turun 15,94% pada bulan November.

Hal yang sama dengan minyak juga terjadi pada gas alam, dimana Omicron mampu memukul harga 10,89% pada 29 November 2021. Kinerja gas alam pun menjadi turun 16,07% sepanjang bulan November.

Intervensi pemerintah China terhadap pasokan batu bara membuat harga emas hitam global jatuh 35% pada 1 November 2021.

Produksi batu bara China dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi di negeri tirai bambu tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Logam 2021: Timah Juara, Perak Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular