Omricon dan Powell Kirim Tembaga ke Level Terendah 2 Minggu

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 01/12/2021 09:14 WIB
Foto: Ilustrasi batu tembaga. (Dok: Detikcom/Dikhy Sasra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga berada di area terendah selama dua minggu karena varian virus corona Omicron dan komentar Powell soal percepatan tapering.

Pada Rabu (12/1/2021) pukul 08.22 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.480,75/ton, naik 0,24% dari penutupan kemarin.

Semalam Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan bisa mempercepat laju tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).


"Saat ini perekonomian sangat kuat dan inflasi juga sangat tinggi, oleh karena itu menurut pandangan saya akan tepat jika mempertimbangkan menyelesaikantaperinglebih cepat, mungkin beberapa bulan lebih awal," kata Powell di hadapan Senat AS, sebagaimana diwartakan CNBC International, Selasa (30/11).

Percepatan tapering berpotensi mendorong dolar naik dan menekan logam yang dijual dengan greenback karena lebih mahal dibanding mata uang lainnya.

Di sisi lain, CEO Moderna, Stephane Bancel mengatakan kepada Financial Times jika dia memperkirakan vaksin yang ada saat ini kurang efektif melawan Omicron. Senin lalu, Bancel juga mengatakan akan memerlukan waktu beberapa bulan jika harus mengembangkan vaksin baru.

"Sementara tingkat keparahan varian baru tetap menjadi ketidakpastian besar, itu membayangi pertumbuhan permintaan dalam waktu dekat dan semakin memperumit rantai pasokan," kata analis ING Wenyu Yao.

Yao mengatakan saat ini harga tembaga masih bertahan karena pasokan yang rendah di pasar. "Untuk sebagian besar logam LME, penurunan stok terus memberikan beberapa dukungan," katanya.

Kekhawatiran tentang ketersediaan tembaga di pasar London Metal Exchange (LME) selama beberapa minggu telah mendorong pembelian lebih cepat untuk pengiriman tembaga dalam waktu dekat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia