
Baca 7 Kabar Pasar Buat Panduan Cuan Hari Ini

5.Coba Dipelajari, Ini Cara Tahu Mahal atau Murah Harga Saham
Bursa Efek Indonesia menyempurnakan metode perhitungan valuasi harga saham perusahaan berdasarkan indikator price to earning ratio (PER).
Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono menyampaikan, implementasi PER trailing ini menjadi bukti nyata komitmen BEI dalam menghadirkan data statistik pasar modal yang akurat dan kredibel, serta menjadi langkah awal BEI untuk menyempurnakan perhitungan data statistik pasar modal lainnya.
"PER trailing yang dipublikasikan BEI diharapkan dapat menjadi acuan bagi investor untuk melakukan analisis fundamental dengan lebih akurat dan detail terkait valuasi saham agar lebih objektif dalam menentukan keputusan investasi," katanya.
PER adalah rasio yang digunakan untuk menilai suatu saham perusahaan itu murah (undervalued) atau mahal (overvalued) dengan berdasarkan perhitungan harga saham dibagi laba per saham.
Terhitung sejak Selasa ini (30/11/2021), BEI mulai menerapkan metode trailing dalam perhitungan PER. Metode perhitungan PER trailing menggunakan data laporan keuangan yang sudah dilaporkan pada periode sebelumnya, sehingga dapat lebih objektif jika digunakan untuk melakukan penilaian dan pengambilan keputusan.
6.Kena 'Prank' Omicron, Saham Farmasi & Rumah Sakit Rontok
Saham emiten sektor kesehatan, yakni farmasi dan pengelola rumah sakit (RS), melorot ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Selasa (30/11), setelah banyak diborong oleh investor pada Senin kemarin (29/11) seiring kabar kemunculan varian anyar Covid-19 bernama Omicron.
Indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) menempati peringkat kedua indeks sektoral yang paling ambles pagi ini, yakni minus 0,41%.
Berikut pelemahan saham farmasi berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.36 WIB.
1. Kimia Farma (KAEF), saham -1,95%, ke Rp 2.520/saham
2. Pyridam Farma (PYFA), -1,90%, ke Rp 1.030/saham
3. Indofarma (INAF), -1,60%, ke Rp 2.460/saham
4. Itama Ranoraya (IRRA), -0,80%, ke Rp 1.860/saham
5. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), -0,55%, ke Rp 910/saham
6. Darya-Varia Laboratoria (DVLA), -0,36%, ke Rp 2.800/saham
7. Kalbe Farma (KLBF), -0,31%, ke Rp 1.600/saham.
7.31 BPR Merger Tahun Ini, Mau Saingan dengan Bank Digital?
Tren Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melakukan konsolidasi bisnis makin semarak di tahun ini. Konsolidasi tersebut dilakukan sejalan dengan mandat Peraturan OJK Nomor 5/POJK.03/2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR senilai Rp 3 miliar mulai tahun 2021 dan Rp 6 miliar di tahun 2024.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat, di tahun ini terdapat 31 BPR yang sudah melakukan penggabungan usaha menjadi 13 BPR.
"Di tahun 2021 ini ada 31 BPR yang merger menjadi 13 BPR. Yang saat ini dalam proses [merger] ada 30 BPR menjadi 17 BPR nantinya," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Anung Herlianto, Selasa (30/11/2021).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana menyampaikan, jumlah BPR dan BPR Syariah (BPRS) di Indonesia jumlahnya mengalami tren penurunan dari sebelumnya sebanyak 3.000 BPR dan kini sebanyak 1.646 sampai dengan September 2021 karena banyak pemilik BPR melakukan konsolidasi bisnisnya.
"Banyak sekali BPR milik pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota yang melakukan konsolidasi, ini terus berlangsung. Dengan konsolidasi BPR akan semakin kuat, tata kelola akan lebih baik," beber Heru, pada kesempatan yang sama.
(sys/hps)[Gambas:Video CNBC]
