
Baca 7 Kabar Pasar Buat Panduan Cuan Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik terkoreksi cukup agresif pada perdagangan Selasa kemarin di tengah aksi jual yang cukup massif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,13% ke level 6.533,93 dengan nilai transaksi Rp 20,59 triliun. Pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 973,79 miliar.
Pasar saham masih diliputi ketidakpastian seiring dengan varian baru Covid-19 Omicron yang mulai menyebar di beberapa negara dan berpotensi memunculkan gelombang ketiga pandemi di Tanah Air.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu ini (1/12/2021):
1.Laba Produsen Mi Grup Salim Ngegas di Kuartal III-2021
Perusahaan konsumer milik grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan. laba bersih senilai Rp 5,41 triliun di akhir September 2021 lalu. Angka ini naik 44% secara tahunan (year on year/YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,75 triliun.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan naiknya pendapatan konsolidasi perusahaan menjadi Rp 72,81 triliun di akhir kuartal ketiga 2021, tumbuh 24% YoY dari Rp 58,78 triliun di akhir September tahun lalu.
Dari segi laba usaha, tercatat tumbuh 42% menjadi Rp 12,23 triliun yang tumbuh dari Rp 8,63 triliun dan diikuti oleh marjin laba usaha yang tumbuh menjadi 16,8% dari sebelumnya 14,7%.
Marjin laba bersih perusahaan tercatat di kisaran 7,4% dari 6,4% dan core profit meningkat menjadi 29% menjadi Rp 5,62 triliun dari sebelumnya Rp 4,34 triliun.
2.Penasaran Kinerja Bukalapak Kuartal III-2021? Silakan Baca
Emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,12 triliun pada periode September 2021. Kerugian bersih tersebut membaik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 1,39 triliun.
Mengacu laporan keuangan perusahaan sampai dengan sembilan bulan pertama ini, Bukalapak tercatat membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,34 triliun, naik 42,09% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 948,43 miliar.
Rinciannya, pendapatan itu bersumber dari pendapatan marketplace yang naik menjadi Rp 780,41 miliar dari periode sama tahun lalu Rp 742 miliar.
Pendapatan mitra naik menjadi Rp 496,70 miliar dari sebelumnya Rp 117,47 miliar. Sedangkan, BukaPengadaan memberi andil terhadap pendapatan perseroan senilai Rp 70,56 miliar, turun dari Rp 88,95 miliar.
Dari sisi Total Processing Value (TPV) sampai dengan September ini tumbuh 45% menjadi Rp 87,9 triliun. TPV ini juga naik dari posisi kuartal ketiga yang tercatat naik 51% menjadi Rp 31,2 triliun.
3.Grup Salim Gandeng Indosat Rambah Bisnis Uang Elektronik
Ekspansi konglomerasi Grup Salim terus berlanjut. Baru-baru ini, Grup perseroan, melalui entitas anak, PT Transaksi Artha Gemilang (TAG) merambah ke bisnis uang elektronik.
Grup Salim bekerja sama dengan PT Indosat Tbk (ISAT) dengan memperluas layanan uang elektronik berbasis server kepada pengguna seluler di Indonesia, IMkas. Hal ini kian menambah ekosistem bisnis Salim di sektor finansial selain dompet digital yang juga dimiliki grup perseroan, yakni pede Ponsel Duit melalui salah satu entitasnya, PT IndoArtha Perkasa Sukses (IAPS).
Direktur TAG, Denny Dilham mengatakan dengan dukungan teknologi berbasis digital, ia berharap dapat memberikan kemudahan serta akses kepada lebih banyak orang untuk menggunakan pembayaran transaksi secara digital.
4.RI Bikin Senjata Sendiri, Erick Bentuk Holding BUMN Inhan
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal segera membentuk Holding BUMN Industri Pertahanan (Inhan). Holding ini nantinya akan dikepalai oleh PT LEN Industri (Persero).
Sedangkan BUMN yang akan menjadi anak usahanya adalah PT PAL Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Dalam rangka pembentukan holding ini, perusahaan telah mengumumkan rencana pengalihan seluruh saham seri B milik negara di empat BUMN tersebut ke Len Industri.
"Setiap kreditur atau pihak yang memiliki tagihan terhadap masing-masing perusahaan yang disebutkan di atas dapat mengajukan keberatannya atas Rencana Pengambilalihan di masing-masing perusahaan ini secara tertulis kepada masing-masing perusahaan dengan alamat sebagaimana disebutkan berikut ini dalam jangka waktu 14 hari kalender setelah tanggal pengumuman," tulis pengumuman tersebut, Selasa (30/11/2021).
