Koleksi 4 Saham Dari Awal Tahun, Selamat! Kamu jadi Tajir

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski pekan lalu IHSG sempat terkoreksi lebih dari 2% dalam satu hari perdagangan, bursa masih mampu mencatatkan kinerja positif, di mana sejak awal tahun IHSG tercatat mampu tumbuh nyaris 10%.
Pekan lalu bursa rontok akibat laporan penemuan varian omicron, akan tetapi kekhawatiran akan varian baru Covid-19 tersebut kini tampaknya mulai mereda. Hal ini terlihat dari mulai menguatnya bursa saham domestik dan bursa utama di Amerika Serikat.
Keyakinan investor datang setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (29/11) waktu setempat bahwa pemerintah AS untuk saat ini tidak memberlakukan kebijakan lockdown terkait Omicron dan mendesak warga Amerika untuk tidak panik tentang varian tersebut.
Jika situasi pandemi dan penyebaran varian baru dapat ditanggulangi secara efektif dan efisien, IHSG bisa jadi kembali menyentuh level psikologis 6.700 atau bahkan mencetak rekor baru, menembus level all time high (ATH) yang baru dicatatkan Senin (22/11) pekan lalu, ketiak IHSG ditutup di level 6.723,39 .
Dalam kondisi IHSG yang masih terpantau bergerak di zona hijau, beberapa emiten berhasil mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan Sejak, empat di antaranya bahkan mampu naik lebih dari 300%.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut adalah daftar empat saham yang mengalami peningkatan terbesar sejak awal tahun 2021.
Bank Neo Commerce (BBYB)
Di posisi pertama dalam daftar saham paling cuan tahun ini diduduki oleh emiten bank digital yang kini dikendalikan oleh fintech Akulaku yang disokong Jack Ma melalui investasi oleh Alibaba.
Sejak awal tahun ini saham BBYB tercatat tumbuh hingga 678% ke level Rp 2.320 per saham dari semula diperdagangkan di bawah Rp 300 per saham.
Perubahan pengendali perusahaan dan ikut masuknya emiten ke 'arena tinju' bank digital menjadi salah satu alasan mengapa saham ini mampu tumbuh signifikan.
Sebelumnya saham BBYB dikendalikan oleh Gozco Capital, dengan Asabri juga merupakan salah satu pemegang saham utama perusahaan. Akan tetapi memanfaatkan reli kenaikan harga sepanjang tahun ini, Asabri telah melego hampir seluruh kepemilikan sahamnya di BBYB, terkahir pada 19 Agustus tercatat kepemilikan sahamnya hanya 0,53%.
Multipolar (MLPL)
Di peringkat kedua terdapat emiten Grup Lippo yang sejak awal tahun 2021 ini tercatat mampu tumbuh hingga 415% ke level Rp 366 per saham.
Kenaikan terbesar saham MLPL terjadi pada kuartal kedua tahun ini, yang memaksa otoritas bursa untuk berkali-kali menghentikan sementara (suspensi) saham ini akibat kenaikan harganya tidak wajar karena mampu meroket terlalu cepat.
Pihak manajemen sempat menyatakan bahwa kenaikan tersebut mungkin didorong oleh apresiasi investor setelah perusahaan memaparkan strategi bisnis, yang di antaranya adalah divestasi di Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI) dan ikut turun ke bisnis digital.
Akan tetapi pendorong sesungguhnya kenaikan saham MLPL adalah masuknya dua investor baru yakni Gojek melalui PT Pradipa Darpa Bangsa dan Connery Asia Limited, walaupun setelahnya Connery Asia menjual sebagian saham MLPL yang menyebabkan harganya terkoreksi sedikit.