Koleksi 4 Saham Dari Awal Tahun, Selamat! Kamu jadi Tajir

Feri Sandria, CNBC Indonesia
30 November 2021 14:25
Menteri BUMN Erick Thohir (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Tangkapan Layar Youtube)

Mahaka Radio Integra (MARI)

Peringkat ketiga diduduki oleh emiten radio milik Menteri BUMN Erick Thohir yang sejak awal tahun 2021 ini tercatat mampu tumbuh hingga 400% ke level Rp 450 per saham.

Tampaknya, pendorong utama kenaikan harga saham MARI adalah adanya suntikan sejumlah modal ventura (venture capital/VC) ke Mahaka Radio seiring dengan dibentuknya perusahaan patungan (joint venture) yang mengelola segmen konten radio digital & podcast milik MARI dengan jenama NOICE.

MARI, bersama dengan PT Quatro Kreasi Indonesia (Quatro) & PT EMT Aset Investama (EMT), membentuk joint venture dengan nama PT Mahaka Digital Inovasi (MDI), dengan MARI menguasai 75% saham MDI, sementara Quatro dan EMT masing-masing 20% dan 5%.

Quatro sendiri merupakan perusahaan rekaman bersama Musica, Aquarius Musikindo, Trinity dan MyMusic. Mereka memiliki aset musik Indonesia dengan pangsa masar sekitar 60% pasar Tanah Air.

Lalu, MDI ini menguasai 99,9% saham perusahaan rintisan (startup) podcast dan radio digital yang bernama NOICE.

Peluncuran ulang NOICE - yang telah ada sejak 2018 - ini disokong oleh perusahaan VC yang sudah malang melintang di Tanah Air, yakni perusahaan modal ventura raksasa Alpha JWC Ventures dan Kinesys Group. Tercatat portofolio investasi JWC Ventures di Indonesia termasuk Kopi Kenangan dan aplikasi Kredivo.

Prospek yang menjanjikan dan dukungan VC dan perusahaan gede inilah yang tampaknya mendorong kinerja saham MARI, kendati fundamentalnya masih jeblok, di mana MARI telah mencatatkan rugi bersih secara beruntun sejak kuartal I 2020.

Bank Jago (ARTO)

Emiten terakhir yang mampu tumbuh signifikan sejak awal tahun ini adalah penyedia layanan bank digital mirik investor Jerry Ng, Bank Jago, yang tercatat sejak awal tahun mampu tumbuh hingga 310% ke level Rp 15.900 dengan kapitalisasi pasar saat ini mencapai Rp 221 triliun.

Sama seperti BBYB, kenaikan harga saham ARTO disebabkan oleh sentimen positif bank digital yang diramalkan akan menjadi pesaing bagi bank konvensional yang telah lebih dulu menguasai pasar perbankan dan jasa layanan keuangan tanah air.

Selain terkait potensi adanya investor kakap yang siap membeking ekspansi ARTO juga merupakan salah satu alasan lain. Investor tersebut adalah Gojek yang masuk lewat dompet digitalnya GoPay sebesar 21,4% dan dana abadi alias SWF Singapura, GIC yang merangkul ARTO sebanyak 9,1%.

Kehadiran Gojek sebagai pemegang saham tentu saja ini akan sangat berpengaruh terhadap ARTO mengingat sukses atau tidaknya suatu bank digital akan sangat bergantung dengan ekosistem.

Ekosistem Gojek dengan pengguna aktif bulanan sebanyak 20 juta tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan adanya ekosistem ini tentu saja biaya untuk mengaet nasabah baru akan mudah ditekan. Apalagi kini Gojek dan Tokopedia telah resmi bergabung, sehingga pengguna aktif bulanannya melesat menjadi 40 juta.

Tercatat pengguna GoPay telah mencapai 10 juta pengguna aktif bulanan dimana 30% diantaranya sudah terindentifikasi secara KYC. Bahkan saat ini untuk mendaftar menjadi nasabah Bank Jago dapat dilakukan di aplikasi Gojek.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular