Perdana Dalam 15 Hari, Kurs Dolar Singapura Naik Agak Tajam
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura naik agak tajam melawan rupiah pada perdagangan Jumat (26/11) setelah nyaris merosot selama 15 hari perdagangan beruntun. Selama periode tersebut, dolar Singapura hanya menguat 2 kali saja, itu pun tipis-tipis.
Sementara pada hari ini penguatan dolar Singapura cukup besar, pada pukul 14:50 WIB dolar Singapura menguat 0,3% ke Rp 10.456,63/SG$ di pasar spot.
Memburuknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah yang merupakan mata uang emerging menjadi kurang diuntungkan. Memburuknya sentimen pelaku pasar terlihat dari bursa saham Asia yang nyungsep pagi ini, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga kembali ke zona merah. Indeks Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong merosot masing-masing lebih dari 2%. Sementara IHGS juga jeblok lebih dari 2%.
Penyebabnya, lonjakan kasus penyakit akibat virus corona di Eropa serta munculnya varian baru yang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO).
Varian baru virus corona B.1.1.529 ditemukan di Afrika Selatan, yang dikatakan mengandung beberapa mutasi yang terkait dengan peningkatan resistensi antibodi. Ini diyakini ilmuwan dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Sementara itu, WHO sendiri mengatakan tengah meminta pertemuan darurat untuk memantau varian itu. Ini penting di tengah makin melonjaknya kasus Covid-19 di Eropa dan dunia yang memasuki musim liburan akhir tahun. Beberapa negara di Eropa juga sudah mengumumkan lockdown akibat lonjakan kasus yang dialami.
Selain itu, data yang dirilis dari Singapura di pekan ini membuka ruang Monetary Authority of Singapore (MAS) mengetatkkan lagi kebijakan moneternnya di tahun depan.
Pemerintah Singapura melaporkan inflasi tumbuh 3,2% year-on-year (YoY) di bulan Oktober, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,5%, dan berada di level tertinggi sejak Maret 2013.
Inflasi inti yang tidak memasukkan beberapa item yang volatil naik 1,5% YoY, lebih tinggi dari sebelumnya 1,2%. Inflasi inti tersebut merupakan yang tertinggi sejak Maret 2019.
Inflasi inti tersebut menjadi perhatian Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), karena dijadikan acuan dalam menetapkan kebijakan moneter.
Seperti diketahui sebelumnya, pada 14 Oktober lalu MAS menaikkan kemiringan (slope) S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate) dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.
Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)