IHSG Jeblok 2% Lebih, Rupiah Terpuruk ke Rp 14.300/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 November 2021 15:24
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Selain itu, dolar AS sedang kuat-kuatnya sebab The Fed (bank sentral AS) kemungkinan akan mempercepat normalisasi kebijakan moneternya.

Beberapa pejabat elit The Fed menyerukan untuk mempercepat tapering dan menaikkan suku bunga lebih awal guna meredam tingginya inflasi.

Terbaru di pekan ini Presiden The Fed wilayah San Fransisco, Mary Daly, juga mengatakan bisa saja mempercepat laju tapering. Daly merupakan salah satu pejabat The Fed yang dianggap dovish, tetapi pernyataannya tersebut lebih hawkish, sehingga bisa menjadi indikasi akan ada banyak desakan dari pejabat elit The Fed untuk mempercepat normalisasi.

"Pernyataan yang agak hawkish dari Daly yang biasanya dovish membuat dolar AS bertambah kuat," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi di National Australia Bank dalam sebuah catatan kepada nasabahnya, sebagaimana dikutip CNBC International, Kamis (25/11).

Pelaku pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 80% The Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Juni 2022, lebih cepat dari sebelumnya semester II-2022.

fedwatchFoto: CME Group

Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, dimana ada probabilitas sebesar 19,5% saja The Fed mempertahankan suku bunga di 0% - 0,25%. Sementara probabilitas menaikkan suku bunga lebih dari 80%, yang dibagi menjadi beberapa basis poin kenaikan.

Untuk kenaikan 25 basis poin (0,25%) menjadi 0,25% - 0,5% probabilitasnya paling tinggi, yakni sebesar 43,4%. Kemudian kenaikan 50 basis poin peluangnya sebesar 30%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular