China Bangkit! Harga Tembaga Ikut Terungkit...

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
25 November 2021 14:39
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesiaa - Tembaga dunia menguat siang ini karena permintaan dari China yang mulai pulih di tengah keterbatasan pasokan.

Pada Kamis (25/11/2021) pukul 13:48 WIB harga tembaga menguat US$ 9.888,5/ton, naik 0,54% dibandingkan harga penutupan kemarin.

TembagaSumber: Investing.com

"Meningkatkan pasokan listrik di China mengurangi beberapa kekhawatiran permintaan hilir (untuk tembaga). Kami memperkirakan penurunan tetap terlindungi karena pengetatan kemungkinan akan bertahan dalam waktu dekat," kata analis ANZ Soni Kumari.

Sementara itu persediaan tembaga London Metal Exchange (LME) dengan waran tercatat 62.775 ton, turun 73,7% dari persediaan 238.725 ton pada bulan Agustus. Sedangkan stok tembaga di gudang Shanghai Futures Exchange (ShFE) sebesar 34.918 ton, terendah sejak Juni 2009.

"Harga logam harus (juga) mendapat manfaat dari pengumuman terbaru dari China untuk melonggarkan kebijakan fiskal dan lebih banyak dukungan untuk pasar properti," tambah Kumari.

China akan menjaga likuiditas yang cukup dan mengurangi biaya pendanaan, terutama untuk perusahaan kecil, dalam upaya untuk pemulihan ekonomi.

Sementara beberapa bank China diharapkan untuk mengeluarkan lebih banyak pinjaman kepada perusahaan properti untuk pengembangan proyek.

Perlu diketahui, sektor properti menyumbang sebagian besar konsumsi tembaga. China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54 persen dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular