Sempat Pepet Rekor di Sesi I, Gimana Nasib IHSG Sesi II?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,55% ke level 6.719,83 di sesi pertama perdagangan Kamis (25/11/2021). Sejak dibuka, indeks konsisten bergerak di zona hijau.
IHSG dibuka menguat 0,17% ke level 6.694,96. Indeks bergerak di rentang 6.694,80 hingga 6.751. Saat indeks terapresiasi terpantau ada 249 saham menguat, 250 melemah dan 157 stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp 8 triliun dan asing juga membukukan net buy di pasar reguler sebesar Rp 153,06 miliar. Meskipun ada sentimen negatif terkait dengan inflasi di AS yang dikhawatirkan overheat, IHSG masih sukses mengalami apresiasi.
Berlanjutnya uptren harga batu bara global kemarin juga masih menjadi katalis positif untuk saham emiten tambang di Indonesia. Di sisi lain, rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan ekspor barang tambang mentah seperti timah yang membuat harganya melambung juga menjadi katalis positif lain.
Dari pasar komoditas, harga energi masih terpantau menguat. Harga minyak stagnan namun untuk jenis Brent sudah kembali ke atas US$ 80/barel setelah sebelumnya drop signifikan.
Sementara itu harga gas alam dan batu bara memang masih berada jauh di bawah level tertingginya sepanjang masa yang berhasil dicatatkan pada Oktober lalu. Namun harga gas kembali menyentuh US$ 5/mmbtu sedangkan uptren harga batu bara berlanjut.
Kemarin (24/11) harga kontrak batu bara termal acuan global Newcastle melesat 3,67% dan ditutup di US$ 183,5/ton. Kenaikan harga batu bara dan gas bakal menjadi sentimen positif yang sifatnya sektoral.
Setelah menguat 0,55% di sesi I, bagaimana peluang IHSG di sesi selanjutnya? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.742 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6.697 untuk mengalami tren bearish. Sebenarnya di perdagangan sesi I hari ini, IHSG sudah sempat menyentuh level resisten tersebut. Namun tak lama kemudian indeks memangkas penguatannya.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 58,6 dan cenderung bergerak turun. Secara umum indeks masih berpeluang menghijau. Namun patut diwaspadai indeks akan bergerak turun dan memangkas penguatannya.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)