Kapitalisasi TLKM Terbang & EMTK Masuk 10 Besar Lagi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 November 2021 11:55
telkom indonesia
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali membukukan kinerja yang cemerlang pada pekan lalu, di mana indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa barunya (all time high/ATH) pada pekan lalu.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melesat 1,04% secara point-to-point pada pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (19/11/2021), IHSG melonjak 1,26% ke level 6.720,26. Angka ini melewati rekor ATH sebelumnya pada Kamis (11/11/2021) ketika IHSG ditutup di 6.691,34.

Sebelum pada November ini, rekor tertinggi sepanjang masa tersebut sudah lama tidak dipecahkan, yakni sejak 19 Februari 2018 saat IHSG ditutup di 6.689,29.

Nilai transaksi selama sepekan tercatat sebesar Rp 66,28 triliun dengan volume perdagangan 130,24 miliar saham. Kendati IHSG melesat, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 325,25 miliar di pasar reguler dan jual bersih Rp 2,09 triliun di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Sementara itu dari sisi kapitalisasi pasar, menurut data dari BEI, total 10 besar saham berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) pada akhir pekan lalu tercatat kembali meningkat menjadi Rp 3.321 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 3.277 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten19 Nov 2021No.Emiten12 Nov 2021No.Emiten5 Nov 2021
1.BCA/BBCA9061.BCA/BBCA9181.BCA/BBCA909
2.Bank BRI/BBRI6422.Bank BRI/BBRI6332.Bank BRI/BBRI636
3.Telkom/TLKM3863.Telkom/TLKM3573.Telkom/TLKM373
4.Bank Mandiri/BMRI3354.Bank Mandiri/BMRI3284.Bank Mandiri/BMRI328
5.Astra/ASII2525.Astra/ASII2495.Astra/ASII240
6.Bank Jago/ARTO2136.Bank Jago/ARTO2136.Bank Jago/ARTO208
7.Unilever/UNVR1787.Unilever/UNVR1757.Unilever/UNVR169
8.Chandra Asri/TPIA1558.Chandra Asri/TPIA1578.Chandra Asri/TPIA155
9.Bank BNI/BBNI1309.Bank BNI/BBNI1279.Bank BNI/BBNI128
10.Emtek/EMTK12410.Sampoerna/HMSP12010.Emtek/EMTK121

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (19/11/2021)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas, 10 besar saham berkapitalisasi pasar (market cap) di atas Rp 100 triliun mengalami kenaikan. Hanya dua saham yang market cap-nya mengalami penurunan dan satu saham yang market cap-nya stagnan.

Adapun saham yang mengalami penurunan market cap yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun sebesar Rp 12 triliun menjadi Rp 906 triliun dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang menurun Rp 2 triliun menjadi Rp 155 triliun.

Sementara dari saham yang mengalami kenaikan market cap, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjadi yang paling besar kenaikannya, yakni melonjak Rp 29 triliun menjadi Rp 386 triliun.

Adapun saham yang market cap-nya cenderung stagnan yakni saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang masih sebesar Rp 213 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Pada awal pekan lalu, IHSG ditutup memerah 0,53% pada Senin (15/11/2021). Kemudian pada Kamis (18/11/2021), IHSG juga melemah 0,59%. Namun 3 hari perdagangan yakni Selasa, Rabu, dan Jumat pekan lalu, IHSG mencatatkan penguatan, termasuk lonjakan 1,26% pada Jumat (19/11/2021) yang sukses membawa IHSG ke level tertinggi baru.

Sejumlah sentimen negatif IHSG berasal dari luar negeri, mulai dari kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Eropa seperti Jerman hingga sentimen seputar inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China.

Di sisi lain, ada sejumlah kabar baik untuk indeks saham nasional selama seminggu ini. Pertama, soal data neraca dagang RI yang kembali surplus dalam 18 bulan beruntun.

Badan Pusat Statistik (BPS), melaporkan ekspor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai US$ 22,03 miliar, naik 53,35% secara tahunan (year-on-year/YoY) dan 6,89% dibandingkan bulan sebelumnya.

Realisasi ini juga membawa ekspor Indonesia kembali menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sementara impor dilaporkan mencapai US$ 16,29 miliar, naik 51,06% (YoY).

Dengan nilai ekspor dan impor tersebut, surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober sebesar US$ 5,74 miliar. Surplus tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui rekor sebelumnya US$ 4,74 miliar yang tercatat pada Agustus lalu.

Kedua, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di 3,5% untuk kali kesembilan sepanjang tahun ini.

Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sudah melakukan pengurangan pembelian obligasi (tapering), maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.

Ketiga, pada Jumat pekan lalu, BI merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang menunjukkan transaksi berjalan Indonesia mencetak surplus yang jumbo.

BI melaporkan NPI membukukan surplus sebesar US$ 10,7 miliar pada kuartal III-2021. Jauh membaik ketimbang kuartal sebelumnya yang defisit US$ 0,4 miliar.

"Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari triwulan sebelumnya yang tercatat defisit, serta surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (19/11/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular