
Kapitalisasi TLKM Terbang & EMTK Masuk 10 Besar Lagi

Pada awal pekan lalu, IHSG ditutup memerah 0,53% pada Senin (15/11/2021). Kemudian pada Kamis (18/11/2021), IHSG juga melemah 0,59%. Namun 3 hari perdagangan yakni Selasa, Rabu, dan Jumat pekan lalu, IHSG mencatatkan penguatan, termasuk lonjakan 1,26% pada Jumat (19/11/2021) yang sukses membawa IHSG ke level tertinggi baru.
Sejumlah sentimen negatif IHSG berasal dari luar negeri, mulai dari kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Eropa seperti Jerman hingga sentimen seputar inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China.
Di sisi lain, ada sejumlah kabar baik untuk indeks saham nasional selama seminggu ini. Pertama, soal data neraca dagang RI yang kembali surplus dalam 18 bulan beruntun.
Badan Pusat Statistik (BPS), melaporkan ekspor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai US$ 22,03 miliar, naik 53,35% secara tahunan (year-on-year/YoY) dan 6,89% dibandingkan bulan sebelumnya.
Realisasi ini juga membawa ekspor Indonesia kembali menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sementara impor dilaporkan mencapai US$ 16,29 miliar, naik 51,06% (YoY).
Dengan nilai ekspor dan impor tersebut, surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober sebesar US$ 5,74 miliar. Surplus tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui rekor sebelumnya US$ 4,74 miliar yang tercatat pada Agustus lalu.
Kedua, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di 3,5% untuk kali kesembilan sepanjang tahun ini.
Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sudah melakukan pengurangan pembelian obligasi (tapering), maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.
Ketiga, pada Jumat pekan lalu, BI merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang menunjukkan transaksi berjalan Indonesia mencetak surplus yang jumbo.
BI melaporkan NPI membukukan surplus sebesar US$ 10,7 miliar pada kuartal III-2021. Jauh membaik ketimbang kuartal sebelumnya yang defisit US$ 0,4 miliar.
"Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari triwulan sebelumnya yang tercatat defisit, serta surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (19/11/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]
