Pak Erick! Saham Mitratel Diobral Asing Rp 163 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pengelola menara telekomunikasi yang juga anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel masih terus melemah pada lanjutan sesi I perdagangan di hari pertama melantai di bursa, Senin (22/11/2021). Pelemahan tersebut di tengah adanya aksi lego investor asing dengan nilai yang besar pagi ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.23 WIB, saham MTEL turun 2,50% ke Rp 780/saham, dengan total nilai transaksi yang jumbo Rp 656,64 miliar dan volume perdagangan 819,52 juta saham.
Sebelumnya, sesaat bel pembukaan berbunyi saham MTEL sempat naik 11,25% ke Rp 890/saham.
Investor asing melakukan jual bersih Rp 163 miliar di pasar reguler, sedangkan asing melakukan beli bersih Rp 122,97 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Dengan ini, nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham MTEL mencapai Rp 65,14 triliun.
Sebagai informasi, jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Mitratel tercatat sebanyak 22.920.512.000 atau setara dengan 27,63% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum dengan.
Harga saham yang ditawarkan senilai Rp 800/saham. Sehingga dari penawaran ini perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 18,33 triliun.
Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, Perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 2.619.487.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 228/saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 3,06% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Jika begitu, maka perusahaan akan memperoleh dana dari IPO ini senilai Rp 20,43 triliun.
Dalam aksi korporasi ini perusahaan juga mengalokasikan sahamnya untuk program Pemberian Saham Penghargaan Dalam Program Employee Stock Allocation (ESA) Dan Hak Opsi Pembelian Saham Dalam Program Management And Employee Stock Option Plan (MESOP), perusahaan mengalokasikan 0,11% saham dan 0,13%.
Dana dari hasil penawaran umum ini akan digunakan oleh perusahaan sebanyak 44% akan digunakan untuk belanja modal organik seperti penambahan kolokasi melalui penguatan dan penambahan menara telekomunikasi, pembangunan menara baru dan penambahan site baru, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Lalu sebesar 56% akan digunakan untuk belanja modal anorganik, yakni untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Debut di Bursa Mengecewakan, MTEL Ambles 4,4% & Diobral Asing
(adf/adf)