Top Losers Sepekan

Ngenes Amat! Dua Saham Ini 'Dibanting' 6 Hari Beruntun

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
20 November 2021 16:45
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menyentuh level 6.700 sekaligus level tertinggi sepanjang masa, Ada 2 saham yang malah melemah selama 6 hari beruntun hingga anjlok hampir 29%.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama sepekan, IHSG menguat 1,04% ke posisi 6.720,26 per penutupan Jumat (19/11/2021). Angka ini melewati rekor ATH sebelumnya, pada Kamis (11/11) ketika IHSG ditutup di 6.691,34.

Sebelum pada November ini, rekor tertinggi sepanjang masa tersebut sudah lama tidak dipecahkan, yakni sejak 19 Februari 2018 saat IHSG ditutup di 6.689,29.

Nilai transaksi selama sepekan tercatat sebesar Rp 66,28 triliun dengan volume perdagangan 130,24 miliar saham. Kendati IHSG naik, investor asing tercatat melakukan jual bersih Rp 325,25 miliar di pasar reguler dan jual bersih Rp 2,09 triliun di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Sebanyak 10 dari 11 indeks sektoral (IDX-IC) berhasil menguat sepanjang pekan. Indeks transportasi (IDXTRANS) menjadi yang paling melonjak, yakni mencapai 5,07%, jauh melampaui yang lain.

Sementara, indeks sektor properti (IDXPROPERT) menjadi satu-satunya indeks sektoral yang melorot, yakni sebesar 0,26%.

Berikut saham-saham yang menjadi top losers selama seminggu ini.

Top Losers dalam Sepekan

Nama

Kode

Harga Minggu Lalu

Harga Minggu Ini

Perubahan (%)

Yelooo Integra Datanet

YELO

304

216

-28.95

Indo Straits

PTIS

494

384

-22.27

Agro Yasa Lestari

AYLS

270

220

-18.52

Steady Safe

SAFE

284

234

-17.61

Zyrexindo Mandiri Buana

ZYRX

685

565

-17.52

Ladangbaja Murni

LABA

202

167

-17.33

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Saham emiten penyedia jasa penyewaan modem wifi YELO anjlok 28,95%. Ini terjadi saham YELO ambles selama 6 hari beruntun hingga lebih dari 6%, dengan 4 di antaranya menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Para investor tampaknya terus melakukan aksi ambil untung, setelah pada minggu lalu, yakni 9-11 November, saham YELO melambung tinggi dengan kenaikan masing-masing sebesar 33,76%, 24,76%, dan 24,43%.

Kenaikan pada minggu lalu terjadi seiring perusahaan telah menetapkan harga teoretis saham YELO dalam rangka penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue sebesar Rp 157/saham.

Harga tersebut berlaku mulai perdagangan di pasar reguler dan pasar negosiasi pada Selasa ini (9/11).

Dalam prospektus rights issue yang terbit pada 1 November 2021, YELO menawarkan sebanyak‐banyaknya 1.832.000.000 (1,83 miliar) saham Baru atau 80% dari total modal ditempatkan dan disetor setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp100 per saham dan Waran Seri I.

Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima YELO dalam rights issue ini adalah sebesar Rp 183,20 miliar.

Bersama saham YELO, ada saham produsen produsen laptop lokal buatan Indonesia dengan brand Zyrex, ZYRX, yang anjlok 17,52%, setelah ambles selama 6 hari berturut-turut.

Sebelum anjlok, saham YELO sempat naik selama 3 hari beruntun pada 9-11 November. Kendati, apabila digabungkan kenaikan dalam 3 hari tersebut--yang sebesar 13,37%--tidak bisa menutup pelemahan selama sepekan ini.

Zyrexindo berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 43,38 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini (Q3) atau per September 2021.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, jumlah laba bersih itu naik 34,45% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 32,26 miliar.

Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan meningkatnya penjualan bersih perseroan sebesar Rp 415,41 miliar sampai dengan 30 September 2021 atau naik 131,27% dari sebelumnya Rp 179,62 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seminggu Tanam Duit di Saham Naik 80%, Auto Tajir Mendadak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular