Dapat 'Back Up' Jokowi, Saham ANTM-TINS-INCO Kompak Hijau
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten tambang nikel menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (19/11/2021), di tengah kembali naiknya harga kontrak berjangka nikel dan pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal kebijakan hilirisasi komoditas tambang, termasuk nikel, yang akan terus dilakukan, kendati di tengah adanya gugatan Uni Eropa soal larangan ekspor bijih nikel.
Berikut ini kenaikan saham nikel, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.44 WIB.
Timah (TINS), saham +1,88%, ke Rp 1.625/saham
Pelat Timah Nusantara (NIKL), +1,41%, ke Rp 1.080/saham
Vale Indonesia (INCO), +1,27%, ke Rp 4.780/saham
Aneka Tambang (ANTM), +0,86%, ke Rp 2.350/saham
Harum Energy (HRUM), +0,31%, ke Rp 8.025/saham
Menurut data di atas, saham emiten pelat merah TINS memimpin kenaikan sebesar 1,88% ke Rp 1.625/saham, melanjutkan kenaikan 0,63% pada Kamis (18/11) kemarin.
Dengan ini, dalam sepekan saham TINS naik 1,25%, tetapi dalam sebulan turun 0,61%.
Di posisi kedua, ada saham NIKL yang terkerek 1,41% ke Rp 1.080/saham. Kendati naik, dalam seminggu dan sebulan saham ini masih minus masing-masing sebesar 1,37% dan 5,26%.
Kemudian, ada saham INCO yang terapresiasi 1,27% ke Rp 4.780/saham, rebound dari pelemahan selama 4 hari beruntun. Kenaikan saham INCO pagi ini dibarengi oleh aksi beli bersih oleh investor asing sebesar Rp 1,94 miliar.
Saham emiten pelat merah lainnya, ANTM, juga mencuat 0,86%, juga berhasil kembali ke zona hijau setelah 4 hari berturut-turut terbenam di zona merah.
Sementara, harga nikel di London Metal Exchange (LME), pukul 09.52 WIB, tercatat naik 1,25% ke posisi US$ 19.877,50 dibandingkan hari sebelumnya. Sementara, kemarin, harga nikel juga menguat 1,45%, setelah sempat terkoreksi dalam 3 hari beruntun.
Soal sentimen dalam negeri, Presiden Jokowi memastikan kebijakan hilirisasi komoditas tambang akan terus dilakukan, meski kini RI tengah digugat Uni Eropa melalui World Trade Organization (WTO) terkait larangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020. Kepastian itu disampaikan Jokowi dalam Kompas100 CEO Forum, Kamis (18/11/2021).
"Kebijakan kita mengenai hilirisasi, ini akan kita teruskan. Kalau kita setop nikel (bijih), nikel setop. Meskipun kita dibawa ke WTO oleh Uni Eropa. Silakan enggak apa-apa. Ini nikel kita kok. Dari bumi negara kita kok. Silakan," ujarnya.
Jokowi lantas bercerita kalau pada pertemuan G20 beberapa waktu lalu, banyak negara yang mempertanyakan kebijakan RI terkait nikel.
"Saya sampaikan lho, kita ingin membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya di Indonesia. Kalau saya buka nikel dan saya kirim raw material, kita kirim raw material dari Indonesia ke Eropa, ke negara-negara lain, yang buka lapangan kerja mereka dong. Kita nggak dapat apa-apa," katanya.
Tidak hanya nikel, Jokowi mengungkapkan pemerintah juga berencana menghentikan ekspor komoditas tambang lain dalam bentuk mentah, misalnya bauksit dan tembaga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)