
Duh Ngeri! S&P Sebut Gagal Bayar Evergrande Sangat Mungkin

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembang properti China Evergrande kemungkinan besar akan gagal bayar karena perusahaan pada dasarnya telah kehilangan bisnis utamanya, kata analis S&P Global Ratings dalam sebuah laporan Kamis (18/11).
Evergrande adalah pengembang terbesar kedua di China berdasarkan penjualan tahun lalu. Seperti banyak pengembang Cina, perusahaan menjual apartemen kepada konsumen sebelum pembangunan selesai agar dapat memperoleh tambahan modal untuk proyek-proyek masa depan.
Tetapi siklus arus kas tersebut mengalami masalah. Terlepas dari kemampuan perusahaan untuk menjual aset dan menemukan cara untuk melakukan pembayaran tepat waktu, "Utang besar Evergrande akan mengejar," tulis laporan S&P.
"Perusahaan telah kehilangan kapasitas untuk menjual rumah baru, yang berarti model bisnis utamanya secara efektif mati. Ini membuat pembayaran penuh utangnya tidak mungkin," kata para analis, dikutip dari CNBC Internasional.
"Kami masih percaya gagal bayar Evergrande sangat mungkin terjadi," kata laporan tersebut.
Sementara itu, hingga saat ini pengembang properti dengan utang jumbo ini telah berhasil mencegah kondisi gagal bayar dengan pembayaran yang dilakukan di menit-menit terakhir sebelum tenggat waktu, para analis mengatakan ujian terbesar Evergrande adalah ketika surat utang US$ 3,5 miliar berdenominasi AS yang akan jatuh tempo pada bulan Maret dan April tahun depan.
Selama satu dekade terakhir, nilai properti Evergrande yang sedang dibangun meningkat begitu cepat sehingga jauh melebihi nilai proyek yang diselesaikan perusahaan serta berapa banyak yang dapat dijual oleh perusahaan. Bank sentral China (The People's Bank of China/PBoC) menyebut Evergrande sebagai kasus khusus unik, dan pada Oktober berusaha meredakan kecemasan investor dengan mengatakan sebagian besar pengembang real estat lainnya masih stabil.
"Kami percaya pemerintah ingin melepaskan Evergrande dengan cara yang terkendali, atau membiarkan restrukturisasi utang yang teratur terjadi," kata analis S&P, Kamis.
"Pihak berwenang ingin memaksimalkan jumlah rumah prajual yang diselesaikan Evergrande untuk melindungi kepentingan pembeli rumah, dan untuk itu juga membayar kontraktor dan usaha kecil lainnya yang mendukung perusahaan."
Evergrade sebelumnya telah memperingatkan investor tentang gagal bayar.
Saham pengembang yang terdaftar di Hong Kong ini turun lebih dari 5% pada hari Kamis (18/11) meskipun ada berita yang mengabarkan telah mencapai kesepakatan untuk mengumpulkan US$ 273 juta dalam penjualan aset untuk pembayaran utang.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Evergrande Terancam Bangkrut, China Putar Otak Cari Solusi
