Ini Dia Saham-saham yang Diobral Asing, Ada ISAT & SMGR Juga

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
18 November 2021 17:45
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis (18/11/2021), menyusul koreksi bursa Asia dan Amerika Serikat (AS), karena investor khawatir dengan inflasi global yang meninggi.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,59% ke level 6.636,469. Sejak perdagangan dibuka, IHSG dibuka melemah 0,33% ke level 6.653,70 dan konsisten bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan hari ini.

Indeks bergerak di rentang terendahnya di level 6.621,69 dan tertinggi di level 6.669,79 pada perdagangan intraday.

Sejalan dengan koreksinya, nilai transaksi IHSG juga kembali turun menjadi Rp 12 triliun. Sebanyak 237 saham menguat, 265 saham melemah dan 160 lainnya mendatar.

Investor asing juga tercatat keluar dari pasar saham RI, di mana asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 447 miliar di pasar reguler.

Asing tercatat melepas tiga saham bank berkapitalisasi pasar besar (big cap) pada hari ini, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Selain melepas tiga saham bank big cap, asing juga tercatat melepas saham emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT), saham emiten produsen Semen Gresik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan saham emiten produsen alat berat pertambangan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Berikut saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini.

Net Sell Asing

Sedangkan dari pembelian bersih, asing tercatat mengoleksi saham emiten distribusi gas bumi negara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), saham emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dua saham emiten peritel yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Asing juga mengoleksi saham emiten media dan teknologi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan saham emiten perbankan BUMN PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Adapun saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini adalah:

Net Buy Asing

Wall Street yang melemah tentunya memberikan sentimen negatif ke bursa saham Asia pada perdagangan hari ini, termasuk ke IHSG. Apalagi, kenaikan inflasi juga disoroti Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sebagai salah satu ancaman yang dihadapi Indonesia.

Beberapa negara, seperti AS, China, Eropa, Meksiko dan Korea Selatan mengalami kenaikan harga di tingkat produsen sehingga menyebabkan inflasi tinggi. Indonesia juga alami kenaikan, meskipun tidak signifikan.

Selain itu, tingginya inflasi akan memicu kenaikan suku bunga, salah satunya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang tentunya akan memberikan dampak signifikan ke pasar finansial global termasuk Indonesia. Saat ini pelaku pasar melihat peluang kenaikan yang agresif di tahun depan.

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di 3,5% sesuai dengan perkiraan konsensus pasar.

Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski The Fed sudah melakukan pengurangan pembelian obligasi atau tapering, maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.

Bagaimanapun juga suku bunga rendah masih diperlukan untuk membantu perekonomian Indonesia bangkit lagi setelah melambat di kuartal III-2021 lalu.

James Sweeney, kepala ekonom di Credit Suisse mengatakan BI akan menaikkan suku bunga di tahun depan guna mencegah terjadinya capital outflow dan menjaga stabilitas rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular