
Punya Bisnis Rokok Berapa Harta Djonny Saksono Si Arek Malang

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski namanya masih asing di telinga masyarakat Indonesia dan tidak sepopuler Putera Sampoerna, Susilo Wonowidjojo atau Hartono bersaudara, Djony Saksono juga merupakan salah satu tokoh kunci di industri tembakau dan rokok Tanah Air.
Saat ini, industri tembakau dan rokok di Indonesia memang masih dikuasai oleh beberapa pemain besar utama seperti HM Sampoerna (HMSP), Gudang Garam (GGRM), Grup Bentoel dan Djarum, akan tetapi Djony Saksono melalui emiten kecil miliknya fokus melakukan ekspansi bisnis si sektor yang relatif berbeda dengan kompetitor lain.
PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) milik Djonny yang berkantor pusat di Malang ini fokus memproduksi tembakau iris dalam kemasan (tembakau linting) atau dalam istilah internasional dikenal sebagai roll your own tobacco product.
Berapa Kekayaan Djonny?
Tidak seperti bos rokok lain yang memiliki gurita grup bisnis raksasa, seperti Djarum yang bahkan mengendalikan emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, Djonny tidak diketahui memiliki perusahaan publik lain yang terdaftar di pasar modal selain ITIC.
ITIC sendiri merupakan emiten yang relatif baru menjadi perusahaan publik, setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Juli 2019 dengan melepas 29,13% kepemilikan saham kepada masyarakat di harga Rp 219 per saham dan berhasil mengumpulkan dana IPO Rp 60,02 miliar.
Sebelum IPO Djonny diketahui memiliki 90,10% saham ITIC yang dimiliki secara langsung. Selain itu Djonny juga memiliki saham tidak langsung melalui PT Anugerah Investindo Nusantara (AIN) yang sebelum IPO menguasai 9,90% sisanya. Kepemilikan Djonny di AIN mencapai 75%, dengan 25% sisanya dikuasai oleh istrinya.
Hingga September tahun ini Djony Saksono tercatat sebagai pemegang saham utama dan pemegang saham pengendali ITIC dengan kepemilikan langsung sebesar 63,85%, selain itu ia juga mengendalikan 75% dari 7,02% saham yang dimiliki AIN. Secara total jumlah saham yang ia miliki di ITIC mencapai 69,11%.
Pada penutupan perdagangan Rabu (17/11) kemarin di pasar modal, saham ITIC tercatat terkoreksi 1,88% ke level Rp 318 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 295,39 miliar.
Artinya kekayaan Djonny dari kepemilikan saham di ITIC saja adalah sebesar Rp 204,24 miliar. Tentu jika Ia memiliki bisnis lain di luar ITIC jumlah ini bisa meningkat drastis. Kekayaannya relatif kecil mengingat pangsa pasar ITIC di industri rokok nasional juga dapat dikatakan sangat kecil.
Saat ini kapitalisasi pasar dari empat emiten rokok yang melantai di Indonesia diperkirakan berkisar Rp 180 triliun, turun nyaris 30% dari setahun yang nilainya mencapai Rp 255 triliun. Kapitalisasi pasar tersebut tidak mencapai 1% dari total kapitalisasi pasar gabungan empat emiten rokok yang melantai di bursa.
Djony menjabat sebagai presiden direktur baik di ITIC maupun PT Anugerah Investindo Nusantara, sedangkan istrinya Shirley Suwantinna merupakan komisaris utama di kedua perusahaan tersebut.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amsyong! Usai Rilis Lapkeu, Saham Emiten Rokok Nyungsep Semua