Rupiah Melemah Tipis-Tipis di Kurs Tengah BI & Pasar Spot

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 16/11/2021 16:10 WIB
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menguat di awal perdagangan Selasa (16/11), rupiah akhirnya melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Lama tertahan di zona merah, mengakibatkan rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga melemah tipis.

Kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) hari ini berada di Rp 14.211/US$, melemah 0,04%. Sementara di pasar spot, rupiah melemah 0,07% di Rp 14.220/US$.

Dibandingkan mata uang utama Asia lainnya di pasar spot, meski pelemahanya tipis rupiah menjadi salah satu yang terburuk.


Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:32 WIB.

Rupiah nampaknya menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada Kamis (18/11). Hasil polling Reuters menunjukkan BI diperkirakan akan menahan suku bunga hingga akhir tahun depan, dan tetap memperhatikan arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed).

Sejak pandemi penyakit virus corona (Covid-19) melanda, BI sudah memangkas suku bunga sebesar 150 basis poin menjadi 3,5% yang merupakan rekor terendah dalam sejarah.

Sementara itu, tingginya inflasi di AS membuat pasar melihat The Fed akan agresif menaikkan suku bunga di tahun depan.

Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan.

Suku bunga The Fed saat ini di 0% - 0,25%, sementara di Desember 2022, pasar melihat ada probabilitas sebesar 30,3% suku bunga The Fed di 0,75% - 1,00%. Saat bank sentral paling powerful di dunia ini menormalisasi suku bunganya, kenaikan akan dilakukan sebesar 25 basis poin (0,25%). Artinya, jika suku bunga diperkirakan 0,75%-1,00% di akhir 2022 maka ada 3 kali kenaikan.

Jika itu terjadi, maka rupiah berisiko tertekan sebab selisih imbal hasil (yield) akan semakin menyempit. Sehingga pasar akan menanti petunjuk-petunjuk dari BI bagaimana merespon perubahan kebijakan The Fed.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Cerah Hingga Tekanan Dolar & Tarif Masih Jadi Risiko