RBA Super Dovish, Dolar Australia Malah Naik ke Rp 10.450

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 November 2021 15:01
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat lagi melawan rupiah pada perdagangan Selasa (16/11). Jika mampu dipertahankan hingga akhir perdagangan nanti, maka dolar Australia akan mencatat penguatan 3 hari beruntun.

Pada pukul 11:27 WIB, AU$ setara Rp 10.452,29, dolar Australia menguat 0,13% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Dolar Australia masih mampu menguat meski gubernur bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), Philip Lowe, kembali bersikap super dovish. Sikap tersebut membuat dolar Australia jeblok hingga 6 hari beruntun sebelum mulai bangkit sejak Jumat pekan lalu.

Dalam acara Australian Business Economists Webinar hari ini Lowe kembali menegaskan pernyataannya dua pekan lalu yang membuat dolar Australia jeblok, yakni tidak akan menaikkan suku bunga di tahun depan. Sejak menyatakan hal tersebut pada pengumuman kebijakan moneter 2 November lalu, dolar Australia sudah merosot lebih dari 3%.

"Saya ingin mengulangi apa yang saya katakan dua pekan lalu, yakni, data dan proyeksi terbaru tidak menjamin kenaikan suku bunga di 2022," kata lowe sebagaimana dilansir ABC News, Selasa (16/11)

Lowe mengatakan para anggota dewan RBA masih bersabar, bahkan ada kemungkinan suku bunga tidak dinaikkan hingga 2024.

"Masih sangat mungkin kenaikan suku bunga pertama tidak akan terjadi sebelum 2024" tambahnya.

Meski demikian, sikap super dovish Lowe kembali muncul, tetapi dolar Australia masih mampu menguat. Salah satu penyebabnya adalah meredanya kecemasan akan kemungkinan terjadinya stagflasi di China. Stagflasi merupakan stagnannya pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan inflasi yang tinggi.

China merupakan mitra dagang utama Australia. Kabar baik dari Negeri Tiongkok akan berdampak positif ke dolar Australia.

Namun, kecemasan tersebut mereda setelah Biro Statistik China pagi ini melaporkan penjualan ritel tumbuh 4,9% year-on-year (YoY), lebih tinggi dari hasil polling Reuters yang memprediksi kenaikan sebesar 3,5% YoY. Produksi Industri juga dilaporkan naik 3,5% YoY, lebih tinggi dari prediksi 3% YoY.

Alhasil, dolar Australia perlahan mulai bangkit, dan menuju penguatan 3 hari beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular