Jakarta, CNBC Indonesia - Di saat saham mobil listrik (electric vehicle/EV) besutan Elon Musk Tesla Inc. yang melantai di bursa saham Nasdaq, Amerika Serikat (AS), terkena aksi jual besar-besaran (sell-off) selama sepekan, saham mobil listrik yang baru melantai di Wall Street Rivian berhasil melonjak.
Saham Tesla terus melorot dalam beberapa hari terakhir seiring investor merespons penjualan saham CEO Elon Musk yang dimulai pekan lalu sebesar US$ 6,9 miliar atau setara dengan Rp 97,98 triliun (asumsi kurs 14.200/US$), serta cuitan terbaru Elon di Twitter ketika menanggapi postingan Senator AS Bernie Sanders yang menuntut agar orang kaya membayar pajak secara adil.
Menurut data Refinitiv, saham Tesla ditutup turun 1,94% ke posisi US$ 1.013,39/unit pada perdagangan Senin (15/11) waktu AS. Dengan ini, saham Tesla memerah 4 kali dalam sepekan, dan hanya menghijau sekali, yakni pada Rabu (10/11).
Alhasil, dalam sepekan saham perusahaan yang didirikan pada 2003 ini melorot 12,86%. Sementara, sejak awal tahun ini (year to date/ytd) saham Tesla melonjak 43,60%.
"Saham Tesla telah merosot pasca rencana penjualan [saham Elon Musk] berdasarkan jajak pendapat Twitter minggu lalu. Dan tweet Musk pada hari Minggu yang mencemooh seorang politisi senior [Bernie Sanders] dapat menambah tekanan pada saham dalam beberapa minggu mendatang," kata Kunal Sawhney, CEO firma riset ekuitas Kalkine Group kepada Reuters, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (16/11).
"Dengan melepas saham senilai miliaran dolar, Elon Musk kemungkinan akan dikenakan tagihan pajak sekitar US$ 15 miliar," imbuh Kunal.
Musk menjual 6,36 juta saham Tesla minggu lalu setelah ide itu muncul dalam jajak pendapat Twitter. Dia perlu melepas sekitar 10 juta lebih untuk memenuhi janjinya untuk menjual 10% kepemilikannya di perusahaan pembuat kendaraan listrik tersebut.
Sebelumnya, dipicu oleh animo tinggi di Wall Street untuk saham mobil listrik, saham Tesla telah melonjak lebih dari 140% dalam 12 bulan terakhir. Aksi jual baru-baru ini sempat membuat saham berada di level terendah sejak akhir Oktober.
Saham Pesaing Baru Tesla Melonjak
Berbeda nasib, saham produsen mobil listrik yang sebagian sahamnya dimiliki Amazon dan Ford, Rivian, terus melonjak sejak debut di bursa Nasdaq pada 10 Oktober 2021.
Pada hari pertama melantai, saham Rivian melesat 22,10%. Adapun sejak debut hingga penutupan Senin (15/11) ketika ditutup melejit 14,94% ke US$ 149,36/unit, saham Rivian sudah melonjak 91,49%.
Nilai kapitalisasi pasarnya (market cap) Rivian pun langsung menggeser sejumlah raksasa mobil terkenal. Pada Senin (15/11), market cap Rivian mencapai US$ 129,69 miliar. Nilai tersebut lebih besar dari market cap sang investor Ford Motor (US$ 79,37 miliar), General Motors (US$ 91,42 miliar), hingga Honda Motor (US$ 49,80 miliar).
Nilai market cap Rivian juga jauh melampaui saham calon produsen kendaraan listrik lainnya, seperti Nikola (US$ 5,55 miliar), Fisker (US$ 6,39 miliar), Lordstown Motor (US$ 1,12 miliar), dan Workhorse (US$ 1,09 miliar).
Memang, apabila dibandingkan dengan kapitalisasi pasar Tesla dan Toyota, Rivian masih berada di bawah. Market cap Tesla dan Toyota saat ini masing-masing sebesar US$ 1,02 triliun dan US$ 259,75 miliar.
Dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Rivian berhasil mengumpulkan dana sekitar US$ 12 miliar. Melansir Reuters, angka itu bisa naik menjadi US$$ 13,7 miliar jika penjatahan penuh saham terealisasi. Dengan demikian, ini menjadikannya IPO AS terbesar sejak Alibaba Group Holding Ltd (9988.HK) go public pada September 2014.
Investor institusional terbesar di Wall Street, termasuk T. Rowe Price an BlackRock, bertaruh pada Rivian untuk menjadi pemain besar berikutnya di sektor yang didominasi oleh Tesla besutan Musk, di tengah meningkatnya tekanan pada pembuat mobil di Cina dan Eropa untuk menekan emisi gas kendaraan.
Seperti perusahaan kendaraan listrik lainnya, Rivian masih mencatatkan rugi yang tergolong besar karena membutuhkan biaya besar untuk menyiapkan dan menjalankan lini produksi serta masih minim penjualan.
Mengacu data prospektus, pada paruh pertama tahun ini, perusahaan membukukan rugi bersih US$ 994 juta, dibandingkan dengan rugi bersih US$ 377 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sementara, pada tahun 2020, Rivian menanggung rugi bersih $ 1,02 miliar.
Sementara, menurut catatan New York Times pada 1 November 2021, Tesla juga sempat mengalami rugi US$ 56 juta pada 2009 sebelum go public pada pertengahan 2010. Baru pada tahun 2020 Tesla mencetak laba setahun penuh pertamanya.
Pasar EV memang sedang mengalami lonjakan permintaan secara global, seiring konsumen semakin sadar lingkungan dan mulai beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
IPO perusahaan dengan kode ticker RIVN ini juga berbarengan dengan konferensi tingkat tinggi (KTT) Iklim PBB baru-baru ini, di mana pembuat mobil, maskapai penerbangan dan pemerintah meluncurkan kesepakatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari industri transportasi global.
Pada pembicaraan iklim bertajuk COP 26 pada Rabu, sejumlah pemerintah dan perusahaan menetapkan target untuk hanya menjual kendaraan tanpa emisi alias beralih total ke mobil listrik pada tahun 2040.
Tesla baru saja menghasilkan rekor jumlah pengiriman mobil di kuartal terakhir dan sedang membangun pabrik di seluruh dunia.
Sebelumnya, Tesla mengirimkan 241.300 mobil pada kuartal ketiga, mengalahkan perkiraan rata-rata untuk pengiriman sebesar 223.677 mobil dari 12 analis yang disurvei oleh Bloomberg dan juga melampaui proyeksi rata-rata 221.952 mobil yang dikirim Tesla kepada investor.
Asal tahu saja, Rivian yang didirikan pada 2009 silam baru saja berhasil membawa mobil pikap listrik R1T ke pasar konsumen pada September lalu.
Berdasarkan data prospektus, Per 31 Oktober 2021, Rivian memiliki sekitar 55.400 prapesan (preorder) untuk mobil pikap R1T dan mobil SUV R1S di AS dan Kanada dari pelanggan yang masing-masing membayar deposit yang dapat dibatalkan dan dapat dikembalikan sepenuhnya sebesar US$ 1.000.
Salah satu pemegang saham utama Rivian, e-commerce raksasa Amazon baru-baru ini mengungkapkan, telah memesan 100.000 mobil van EV Rivian sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi jejak karbon perusahaan.
Menurut catatan New York Times, Rivian mendapatkan investasi lebih dari $10 miliar dari Amazon, Ford Motor dan beberapa perusahaan Wall Street.
Dalam prospektus IPO, Amazon tercatat telah menanamkan dana US$ 1,35 miliar ke Rivian melalui investasi saham dan US$ 490 juta dengan membeli surat utang yang dijual pada bulan Juli lalu. Adapun, investasi Ford berjumlah US$1,24 miliar, sedangkan T. Rowe Price, perusahaan reksa dana, telah menginvestasikan US$ 2,6 miliar.
Lebih lanjut, menurut penjelasan prospektus, Amazon menggenggam 22,4% dari total saham perusahaan sebelum IPO atau 17,3% setelah IPO. Kemudian, Ford Motor menggenggam 11,1% setelah IPO dilakukan.
Adapun, porsi saham dari T. Rowe Price Associates mencapai 14,5%. Selain itu, Global Oryx Company Limited dan Manheim Investments, Inc, masing-masing menggenggam 12,2% dan 4,3% setelah masa IPO.
TIM RISET CNBC INDONESIA