Warning Erick! Awas BUMN Jadi Dinosaurus, Jika Tak Move On

Monica Wareza, CNBC Indonesia
Selasa, 16/11/2021 15:50 WIB
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan disrupsi teknologi yang terjadi di dunia saat ini sangat massive dan harus diikuti oleh BUMN. Jika tidak melakukan transformasi ke arah digital korporasi pelat merah akan menjadi seperti dinosaurus, alias seperti makhluk purbakala.

Dia menyebut, disrupsi yang terjadi mulai dari digitalisasi hingga penggunaan robot dalam setiap kegiatan. Sejalan dengan itu, juga terdapat pilihan ekonomi hijau (green economy).

"Ini yang memastikan ya memang akhirnya disrupsi ini yang terbesar selama sejarah kehidupan manusia. Kalau kita tidak mengantisipasi tentu sebagai negara dan tentu sebagai BUMN korporasinya juga ya kita akan jadi dinosaurus," kata Erick dalam Indonesia Human Capital Summit 2021, Selasa (16/11/2021).


Erick melanjutkan, di Amerika Serikat, transformasi terjadi dalam periode 20-30 tahun sekali. Hal ini juga menjadikan terjadinya perubahan menyeluruh dalam deretan perusahaan top di negara tersebut, yang saat ini sudah sangat berbeda dengan 10 tahun terakhir.

Dia mencontohkan, salah satu perusahaan yang top di Amerika saat ini adalah Tesla. Meski perusahaan ini merupakan perusahaan otomotif, namun Tesla melakukan perubahan dari segi jenis mobil yang diproduksi hingga cara pemasarannya.

Selain itu, perusahaan lainnya adalah Google yang saat ini sudah bertransformasi dari sekedar menjadi mesin pencari hingga menjadi perusahaan iklan besar di dunia.

"Lalu kita liat juga turunan dari job, pekerjaan, pekerjaan pun berubah. Ini yang saya challenge Forum Human Capital, kita mesti bikin roadmap, pekerjaan mana yang ada di korporasi BUMN ini ke depan akan hilang dan mudah mudahan dengan sumbangsih ini kita juga bisa present ini kepada negara," tandasnya.

Untuk diketahui, sejak menjabat sebagai menteri, Erick memang tengah mendorong BUMN agar bisa menjalankan bisnisnya sesuai dengan fokus bisnisnya masing-masing. Hal ini dilakukan salah satunya agar BUMN bisa berkontribusi positif kepada pendapatan negara, salah satunya melalui dividen.

Selama pandemi ini, dia berkali-kali menyebut bahwa 90% BUMN terkena dampak negatif dari pandemi sehingga tak besar nilai dividen yang bisa diberikan. Namun kali ini dia menargetkan agar perusahaan pelat merah bisa menyetorkan dividen dari laba bersih perusahaan BUMN lebih besar mulai tahun depan.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Raih Laba Rp 23,64 Triliun, Telkom Bisa Setor Dividen Jumbo