Target Erick Thohir, Jumlah BUMN Tinggal 37 Perusahaan

Lalu Rahardian, CNBC Indonesia
17 March 2022 17:00
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir memastikan likuidasi perusahaan plat merah akan terus dilakukan. Dia menargetkan bisa mengurangi jumlah BUMN dari kini berjumlah 41 menjadi 37 perusahaan.

Menurut Erick, target besar konsolidasi BUMN adalah mengurangi jumlah perusahaan milik negara hingga tersisa 30 entitas. Akan tetapi, dia menyebut proses penutupan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Kami terus mendorong bagaimana konsolidasi BUMN dari 41 ke 30. Tapi ini tentu perlu waktu. Karena itu di masa kepemimpinan saya, saya coba fokuskan dari 41 ke 37. Nantinya semoga siapapun menteri ke depan bisa melanjutkan sampai ke angka 30 BUMN," kata Erick dalam konferensi pers, Kamis (17/3/2022).

Dia berkata, konsolidasi BUMN yang sudah dilakukan selama ini sudah membuahkan hasil. Buktinya, laba bersih BUMN berhasil naik dari Rp13 triliun menjadi Rp90 triliun per akhir 2021.

Erick juga memastikan konsolidasi BUMN tidak membuat pemerintah berhenti membuka lapangan pekerjaan baru. Menurutnya, saat ini sudah ada 7.351 pegawai BUMN baru yang sudah direkrut dan berada di berbagai perusahaan pelat merah.

"Kami sudah rekrut 7.351 di seluruh BUMN, anak-anak muda yang bisa mentransisikan BUMN ke depan. Karena sekarang dengan disrupsi global baik rantai pasok, digital, dan lain-lainnta, penting sekali kita BUMN untuk juga melakukan transisi secara benar dan tepat. Karena tugas BUMN tidak lain secara korporasi harus sehat, tapi juga pelayanan publik musti baik," ujarnya.

Terbaru, Kementerian BUMN telah menutup 3 perusahaan pelat merah yaitu PT Kertas Kraft Aceh, PT Iglas, dan PT Industri Sandang Nusantara. Penutupan dilakukan karena 3 BUMN itu sudah lama tidak beroperasi.

Penutupan 3 perusahaan itu akan ditetapkan secara resmi melalui Peraturan Pemerintah yang diperkirakan terbit pada Juni mendatang.

"Perusahaan2-perusahaan ini sudah tidak beroperasi lama dan tidak mungkin perusahaan tak beroperasi dan didiamkan, apalagi tak ada kepastian untuk karyawannya," katanya.

Menurut catatan Kementerian BUMN, PT Kertas Kraft Aceh sudah tidak beroperasi sejak 2008. Kemudian, PT Iglas dan PT Industri Sandang Nusantara masing-masing tak lagi menjalankan bisnisnya sejak 2015 dan 2018.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning Erick! Awas BUMN Jadi Dinosaurus, Jika Tak Move On

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular