
Benarkah Batu Bara 'Si Emas Hitam' Bakalan Binasa?

Yang lalu biarlah berlalu. Meski indah, masa lalu tidak akan terulang kembali. Saatnya menatap ke depan dan bekerja keras agar masa depan lebih indah dari masa lalu yang sudah indah.
Untuk pekan depan, kira-kira apa saja sentimen yang bisa menggerakkan pasar? Apa yang harus menjadi perhatian investor?
Pertama, pelaku pasar perlu mencermati dinamika hubungan AS-China. Pada Senin waktu Washington, Presiden AS Joseph 'Joe' Biden dan Presiden China Xi Jinping akan melakukan pertemuan secara virtual.
"Kedua pemimpin akan berdiskusi seputar cara-cara untuk mengatasi persaingan. Juga mencari cara bagaimana kepentingan AS bisa terwakili. Presiden Biden akan dengan jelas menyatakan maksud dan tujuan AS. Beliau juga akan menyatakan, baik secara jelas maupun tersirat, mengenai sejumlah hal yang kami khawatirkan," papar Jen Psaki, Juru Bicara Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.
Pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump, hubungan AS-China memburuk. Perang dagang meletus kala Washington dan Beijing 'berbalas pantun' dengan saling mengenakan bea masuk untuk impor dari masing-masing negara.
Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) kemudian memperparah situasi. Trump selalu menyalahkan China atas pandemi global tersebut. Eks juragan properti itu bahkan sering menyebut virus corona sebagai virus China.
Kepemimpinan AS berganti, Biden resmi menjadi presiden untuk masa jabatan 2020-2024. Presiden boleh berganti, tetapi ternyata Biden juga 'galak' terhadap China.
Biden kerap mengkritik bahkan mengecam aksi China di Laut China Selatan. Dalam pertemuan tingkat tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Biden berkomitmen untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Namun dia merasa ulah China membuat tensi meninggi.
Isu Taiwan juga membuat hubungan kedua negara agak panas. Beijing murka ketika Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, menyatakan bahwa Negeri Adikuasa dan sekutunya akan bertindak jika menggunakan upaya militer untuk 'menyenggol' Taiwan.
"Kalau AS benar-benar ingin ada kedamaian di Selat Taiwan, maka mereka seharusnya menolak upaya pro-kemerdekaan di sana," tegas Wang Yi, Diplomat Senior China, seperti dikutip dari Reuters.
Nah, pembicaraan Biden-Xi diharapkan mampu meredakan berbagai friksi ini. Sebab kalau dua perekonomian terbesar di dunia terlibat pertengkaran, maka dampaknya akan luar biasa. Gajah bertarung dengan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah...
(aji/aji)