
Awas Dunia! Xi Jinping Warning 'Perang Dingin' Asia Pasifik

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping tiba-tiba memperingatkan dunia soal 'Perang Dingin' di Asia Pasifik. Hal ini diutarakannya di tengah konferensi bisnis KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang tengah berlangsung.
Pernyataannya dimuat kala hubungan negeri itu dengan Amerika Serikat (AS) panas soal Taiwan. Selama ini China tak mengakui kemerdekaan Taiwan dan menganggap wilayah itu provinsinya.
"Upaya menarik keras ideologi atau membentuk "lingkaran kecil" dengan alasan geo-politik pasti gagal," tegasnya dikutip AFP, Kamis (11/11/2021).
"Wilayah Asia Pasifik tidak dapat dan tidak boleh berulang kembali dalam konfrontasi dan perpecahan era Perang Dingin."
Selain Taiwan diketahui China juga panas dengan AS terkait Laut China Selatan (LCS) yang kaya akan sumber daya dan dilalui triliunan dolar perdagangan dunia setiap tahun. AS menolak klaim China dengan kampanye "kebebasan navigasi".
China sendiri mencap hampir 90% LCS sebagai wilayahnya dengan konsep Sembilan garis putus-putus. Ini membuat Negeri Panda bersitegang dengan negara ASEAN di antaranya Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Sementara itu, di kesempatan berbeda kemarin, Xi Jinping dikabarkan memberikan pesan terbaru kepada Presiden AS Joe Biden. Ia menggunakan narasi agar AS dan China "saling menghormati demi keberlangsungan kerjasama" di antara keduanya.
"Kedua negara akan mendapatkan keuntungan dari kerja sama dan kalah bila melakukan konfrontasi," kata Xi dalam surat yang dirilis Kedutaan China di Washington dilaporkan CNBC International.
"Kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang tepat."
Xi juga mengatakan bahwa China ingin bekerja sama dengan AS untuk mengatasi masalah regional dan internasional serta tantangan global. Kedua negara, kata dia, perlu mengelola perbedaan dengan baik untuk sementara waktu, demi membawa hubungan China-AS kembali ke jalur yang benar.
"Dengan perkembangan yang sehat dan stabil," tegasnya.
Washington dan Beijing juga memanas dalam beberapa tahun terakhir karena perdagangan. Pendahulu Biden, mantan Presiden Donald Trump, mulai mengambil sikap keras terhadap China, dimulai dengan perdagangan.
Trump mengenakan tarif impor senilai miliaran dolar dari China, dan menempatkan beberapa perusahaan teknologi China dalam daftar hitam. Di era Biden, AS masih mempertahankan posisi keras Trump di mana Biden beberapa kali menghimpun kekuatan dengan sekutunya untuk menekan Beijing
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Pesan Xi Jinping untuk Orang Kaya di China