Review

Deadline, Deretan Investor Kakap Ini Siap Tambah Modal Bank!

Feri Sandria, CNBC Indonesia
15 November 2021 09:45
Chairul Tanjung Founder & Chairman CT Corp dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema
Foto: Chairul Tanjung Founder & Chairman CT Corp dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema

Chairul Tanjung dan Investor Strategis

Bank dengan layanan digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), yang dikendalikan pengusaha nasional Chairul Tanjung lewat PT Mega Corpora, sudah menetapkan harga pelaksanaan aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) III atau rights issue.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Allo Bank akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100.

Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478/saham sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).

Berdasarkan surat pernyataan tanggal 19 Oktober 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 (2,71 miliar saham) atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi haknya.

Mega Corpora akan mengalihkan HMETD sisanya kepada beberapa investor strategis dalam rangka pemenuhan ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

Hanya saja belum diungkapkan secara detail siapa calon investor strategis yang akan masuk menjadi pemegang saham bank eks Bank Harda ini.

Manajemen BBHI menyebutkan, dana yang diperoleh dari rights issue ke-3 ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan modal inti perseroan menjadi KBMI (kelompok bank modal inti) yang termasuk dalam kelompok KBMI 2 sebagaimana dimaksud dalam POJK 12/2021.

KBMI 2 adalah kategori bank dari OJK untuk bank dengan modal intinya lebih dari Rp 6 triliun sampai dengan Rp 14 triliun.

Investor Hong Kong

Indung Bank Ganesha, PT Equity Development Investment Tbk (GSMF) berencana untuk menerbitkan sebanyak 7,45 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 165/unit. Artinya target pendanaan dalam rights issue ini sebesar Rp 1,23 triliun.

Dalam keterangan yang terbit di keterbukaan informasi, dikutip oleh CNBC Indonesia Kamis (14/10), manajemen GSMF menyampaikan bahwa dana rights issue tersebut akan digunakan untuk "meningkatkan investasi saham pada Bank Ganesha, entitas anak yang saat ini dimiliki oleh perseroan sebesar 29,86% dalam rangka memenuhi ketentuan modal inti minimum yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik melalui penyetoran saham sekurang-kurangnya sebesar Rp 1 triliun."

Perusahaan Hong Kong, Equity Global International Limited, selaku pemegang 67,76% saham GSMF, menyatakan akan melaksanakan hak HMETD tersebut dan menjadi pembeli siaga (standby buyer) apabila terdapat sisa saham dalam rights issue, maksimal senilai Rp 1,1 triliun.

Kredivo

PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 434,78 juta saham dengan harga pelaksanaan dan rasio HMETD yang masih belum ditetapkan.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Juma, Bank Bisnis menjadwalkan rights issue dapat dilaksanakan pada November ini.

Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru dalam rangka PUT II dapat menjual haknya kepada pihak lain pada periode tersebut. Apabila saham baru yang ditawarkan dalam PUT II ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang saham, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham HMETD publik lainnya, yang melakukan pemesanan lebih dari haknya.

Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan, masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut akan dialokasikan kepada pembeli siaga. "Pembeli siaga dalam PUT II ini akan ditentukan kemudian," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.

Kredivo memang belum disebutkan sebagai pembeli siaga, akan tetapi sebagai pemegang saham utama dan pengendali, jika penawaran ini tidak terserap penuh ada peluang besar untuk kredivo mengambil defisit tersebut dan menambah kepemilikan saham di perusahaan.

NEXT: Sejumlah Investor Lama Siap Setor Dana

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular