
Bawa 2 Perusahaan IPO Rp 6,2 T, Terkuak Harta Taipan RI Ini!

Jakarta, CNBC Indonesia - Group CEO Tancorp Abadi Nusantara, Hermanto Tanoko adalah sosok yang berada di balik rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) Avian Brands, produsen cat Avian.
PT Avian Avia atau dikenal sebagai Avian Brands adalah sebuah perusahaan cat dan produk-produk kimia Indonesia yang berkantor pusat di Surabaya. Perusahaan ini didirikan pada 1 November 1978 di Kabupaten Sidoarjo oleh Tan Tek Swie, atau Soetikno Tanoko.
Soetikno Tanoko meninggal dunia pada Minggu 1 November 2020. Putranya, Hermanto Tanoko kini menjadi penerus. Tak hanya Avian, dia juga menjadi ultimate beneficial owner (pemilik manfaat terakhir) dan pengendali dari bisnis ritel bahan bahan bangunan (Depo Bangunan), PT Caturkarda Depo Bangunan, bersama dengan dua investor lainnya Budyanto Totong dan Kambiyanto Kettin (Komisaris, PT Roca Trading Indonesia).
Adapun, Budyanto Totong juga menjabat sebagai Direktur Utama di PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), perusahaan holding dan operasional memiliki berbagai perusahaan entitas yang bergerak di berbagai model bisnis. Entitas CSA bergerak di bidang distribusi, ritel moderen seperti Mitra10 dan Atria.
Supermarket bahan bangunan Depo Bangunan itu rencananya juga akan tercatat di BEI pada 25 November mendatang.
Pengusaha asal Surabaya ini menjadi Group CEO Tancorp Abadi Nusantara yang membawahi 8 subholding perusahaan, termasuk Avian. Majalah Forbes menuliskan, pada tahun 2020 Hermanto bersama Wijono Tanoko masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia di urutan ke-39, dari 50 orang terkaya Indonesia, dengan kekayaan sebesar US$ 700 juta, atau kalau dirupiahkan senilai Rp 9,9 triliun (kurs Rp 14.200/US$).
Avia Avian, berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Hermanto tercatat menjabat sebagai komisaris utama di perusahaan tersebut.
Berdasarkan prospektus, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 6.200.000.000 saham baru dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp10 atau setara 10% dari modal yang ditempatkan perseroan.
![]() Hermanto Tanoko, Prospektus Depo Bangunan |
Harga penawaran umum IPO di kisaran Rp 780 per saham sampai dengan Rp 930 per saham, sehingga, dari IPO ini, perseroan berpotensi meraih dana maksimal sebesar Rp 5,76 triliun atau nyaris Rp 6 triliun.
Jumlah ini lebih besar dari target maksimal dana IPO produsen produk susu dan makanan Cimory, PT Cisarua Mountain Dairy.
Bersamaan dengan IPO, perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 2% dari saham yang ditawarkan pada saat penawaran umum perdana saham untuk program alokasi saham kepada karyawan atau Employee Stock Allocation (ESA) sebanyak 124.000.000 saham dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.
Rencananya, perusahaan akan menggunakan dana IPO sekitar 54,50% untuk modal kerja, yang antara lain namun tidak terbatas pada pembayaran kepada pemasok, pembelian persediaan, biaya operasional dan modal kerja lainnya.
Sekitar 18,20% akan digunakan oleh PT Tirtakencana Tatawarna (TKTW) untuk modal kerja, yang antara lain namun tidak terbatas pada pembayaran kepada pemasok, pembelian persediaan, biaya operasional dan modal kerja lainnya.
Selanjutnya, sekitar 14,00% akan digunakan oleh perseroan pada periode 2022 - 2024 untuk pembelanjaan modal (capital expenditure) fasilitas manufaktur. Sisanya sekitar 13,30% akan digunakan untuk pelunasan pokok utang bank perseroan dan TKTW, entitas anak.
Dalam IPO ini, perusahaan menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sementara itu, PT UBS Sekuritas Indonesia PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek.
Masa penawaran awal dijadwalkan akan berlangsung pada 12 November sampai dengan 18 November 2021.
Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 November. Masa penawaran umum perdana saham akan berlangsung 1 Desember sampai dengan 3 Desember. Tanggal penjatahan pada 3 Desember. Sedangkan, pencatatan saham di BEI pada 7 Desember 2021.
Adapun untuk Depo Bangunan, mengacu prospektus IPO, perusahaan berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 1,024 miliar saham baru yang setara 15,08% dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran di rentang Rp 426 sampai Rp 525 per saham.
Dengan demikian, dari IPO ini, perseroan diperkirakan akan memperoleh dana sebesar Rp 436,22 miliar sampai dengan Rp 537,60 miliar.
Masa penawaran awal akan berlangsung pada 1-8 November 2021. Tanggal perkiraan efektif pada 16 November 2021.
Kemudian, masa penawaran umum perdana saham akan berlangsung pada 18 sampai dengan 23 November. Tanggal penjatahan pada 23 November dan pencatatan saham di BEI pada 25 November 2021 mendatang.
Dana yang akan raih maksimal oleh Avia dan Depo Bangunan total mencapai Rp 6,21 triliun, dengan asumsi harga range atas.
Selain calon emiten yakni Avian dan Depo Bangunan, Grup TanCorp sudah punya emiten di BEI yakni perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), masuk dalam Tanobel Food.
Cleo resmi tercatat di BEI pada Jumat Jumat (5/5/2017) dengan harga IPO yang ditetapkan sebesar Rp 115 per saham, dengan melepas 450 juta saham dan meraih dana segar hasil IPO sebanyak Rp 51,75 miliar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produsen Cat Avian IPO Jumbo Rp 6 T, Punya Taipan Surabaya!
