Review

Cari Cuan! Taipan-taipan RI Ini Getol Investasi Motor Listrik

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Kamis, 11/11/2021 13:25 WIB
Foto: Motor Listrik Gesits (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Praktik bisnis ramah lingkungan kini mulai digemari, tidak hanya oleh investor global melainkan juga oleh taipan lokal yang rela merogoh kocek melakukan investasi di sektor yang relatif baru dengan jumlah pemain yang masih terbatas dan potensi pertumbuhan yang cukup besar.

Maraknya isu kendaraan listrik, khususnya armada roda dua di Indonesia dapat dikatakan berasal dari ambisi pemerintah yang sudah membuat peta jalan khusus kendaraan listrik, apalagi sektor ini dapat menyesuaikan target pemerintah dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.

Indonesia sebenarnya sudah meluncurkan dan memiliki motor listrik nasional yang diberi nama Gesits, yang merupakan hasil dari proyek kerja sama yang melibatkan konsorsium penelitian perguruan tinggi dan pihak industri, baik itu BUMN maupun pihak swasta.


Situs resminya mencatat Gesits dibikin oleh PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA), perusahaan joint venture antara PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (anak usaha PT Wijaya Karya Tbk/WIKA) dengan PT GESITS Technologies Indo yang didirikan pada tahun 2018.

Selain Gesit, beberapa pabrikan motor listrik lain juga sudah beroperasi dan menjual produk mereka kepada konsumen Indonesia. Akan tetapi hampir semuanya, termasuk pabrikan Gesits, dapat digolongkan sebagai pabrikan 'kecil' dengan produksi yang masih terbatas.

Pabrikan besar misalnya Yamaha cuma pernah memperkenalkan motor listrik bernama e-Vino di Indonesia. Tapi hingga kini belum ada kelanjutannya.

Kemudian Honda juga sudah memiliki PCX electric, namun sampai sekarang statusnya cuma sewa dan tidak dijual retail.

Dalam acara "Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan Aplikasi Charge.IN" yang ditayangkan di Youtube PLN, Ida Nuryatin Finahari selaku Direktur Pembinaan Ketenagalistrikan menyebutkan jumlah populasi motor listrik per Agustus 2021 hanya mencapai 7.526 unit.

Angka tersebut hanya sekitar 0,25% dari total target produksi motor listrik yang diharapkan oleh pemerintah mencapai 1,76 juta pada tahun 2025.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjelaskan target produksi kendaraan elektrifikasi, termasuk listrik murni dan hybrid, untuk jenis roda empat dan roda dua, bisa lebih dari 2 juta unit pada 2025. Terdiri dari 400 ribu unit roda empat dan 1,76 juta unit roda dua.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier juga mengatakan pada 2030 produksi ditargetkan meningkat menjadi 600 ribu roda empat dan 2,45 juta unit roda dua.

Selain itu PLN sebagai penyedia daya bagi kendaraan listrik juga telah menargetkan penambahan jumlah stasiun pengisian listrik umum (SPLU) dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) secara bertahap sejalan dengan ambisi pemerintah memperbesar pasar kendaraan listrik nasional

Kondisi yang belum ideal antara target yang dicanangkan pemerintah dengan kondisi aktual di lapangan, terkhusus kurangnya produsen utama kendaraan listrik, menjadikan masih terdapat banyak peluang bisnis yang bisa diperoleh.

Tentu pelaung tersebut juga hadir dengan tantangan tersendiri, seperti belum besarnya animo dan gairah masyarakat untuk melakukan transisi menuju kendaraan listrik.

Para taipan RI juga ikut menyokong sektor ini dan masuk berinvestasi. Beberapa perusahaan raksasa milik para crazy rich Indonesia pun sudah mulai menyatakan ketertarikan bahkan telah turun tangan untuk melakukan investasi di industri motor listrik.

Berikut Tim Riset CNBC Indonesia coba merangkum beberapa konglomerasi besar yang ikut terjun meramaikan ekonomi baru yang diperkirakan akan tumbuh pesat di masa depan.

NEXT: Siapa Saja Konglomerat yang Ikut?


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BEI Minta Kejelasan Isu Merger GOTO & Grab

Pages