Review

IHSG Dekati 6.700, Ini Deretan Saham Big Cap Jagoan Investor!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
09 November 2021 09:25
Dok: BNI
Foto: Dok: BNI

Saat ini, Mirae Asset memperkirakan konsumsi semen domestik untuk sepanjang tahun 2021 dan 2022 masing-masing akan tumbuh menjadi sekitar 66,2 juta ton (+5,8% YoY) dan 70,3 juta ton (+6,2% YoY).

Ketiga, total kapasitas terpasang industri semen tetap tinggi, kendati pasokan kapasitas tambahan hanya bakal tumbuh bertahap. Ini lantaran produsen masih menunda ekspansi di tengah melambatnya permintaan dan pasokan yang berlebih.

Kembali mengacu ke riset Mirae di atas, total kapasitas terpasang industri semen di Indonesia diperkirakan sekitar 122 juta ton untuk tahun 2022.

"Karena kami hanya memperkirakan konsumsi semen domestik sepanjang 2022 hanya sekitar 70,3 juta ton, kami mengantisipasi adanya kesenjangan yang terus berlanjut antara pasokan kapasitas dan permintaan di pasar untuk beberapa tahun ke depan," jelas Mimi Halimin dari Mirae Asset, dalam riset terbarunya.

Mirae pun kembali memberikan bobot overweight untuk sektor semen. Mirae merekomendasikan beli (buy) untuk saham SMGR dengan target price Rp 12.000 dan rekomendasi beli (buy) INTP dengan target price Rp 14.100.

Selain, duo semen di atas, masih ada 3 saham lagi yang berhasil melesat.

Saham KLBF melonjak 17,39% dalam sebulan terakhir. Asing pun berbondong-bondong masuk dengan catatan beli bersih Rp 1,40 triliun di pasar reguler.

Rapor keuangan Kalbe Farma pun ciamik. Kalbe Farma mencetak laba bersih sebesar Rp 2,29 triliun hingga triwulan ketiga tahun ini, naik 12,84% secara tahunan dari laba bersih Rp 2,03 triliun pada akhir September 2020.

Laba bersih tersebut ditopang oleh naiknya penjualan dan pendapatan bersih sebesar 11,72% secara tahunan dari Rp 17,10 triliun pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi Rp 19,10 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Di bawah saham KBLF, ada saham bank pelat merah BBNI yang terkerek naik 14,63% ke RP 7.050/saham. Kenaikan saham BBNI dibarengi oleh masuknya asing dengan nilai beli bersih Rp 486,53 miliar di pasar reguler.

Soal kinerja keuangan teranyar, BNI tercatat membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk secara konsolidasian sebesar Rp 7,75 triliun pada September 2021 atau per kuartal III, meningkat 79,33% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 4,32 triliun.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Senin (25/10/2021), pada 9 bulan pertama tahun ini, BBNI mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp 37,52 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 42,03 triliun.

Terakhir, saham MDKA yang berhasil tumbuh 14,23% dalam sebulan ke harga Rp 3.130/saham. Seperti mayoritas saham di atas, saham MDKA juga ramai diborong asing dalam 30 hari terakhir dengan nilai beli bersih Rp 288,29 miliar di pasar reguler.

Seperti Indocement, Merdeka Copper belum melaporkan kinerja hingga kuartal III tahun ini.

Bila menilik laporan keuangan hingga akhir Juni 2021, kinerja keuangan Merdeka Copper tidak menggembirakan.

Merdeka Copper membukukan laba bersih sebesar US$ 5,86 juta$ atau senilai Rp 85,08 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.500 per US$ pada periode semester pertama 2021. Angka ini turun signifikan dibandingkan semester pertama tahun 2020 lalu yang tercatat sebesar US$ 38,26 juta atau setara Rp 554,84 miliar.

Penurunan laba tersebut imbas dari anjloknya pendapatan usaha MDKA selama 6 bulan pertama tahun ini sebesar US$ 135,42 juta atau setara Rp 1,96 triliun dari sebelumnya US$ 198,81 juta atau senilai Rp 2,88 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular