
Lepas dari Bayang-bayang Tapering, Rupiah Balik Menguat

Dari dalam negeri, Badan pusat Statistik (BPS) pagi ini melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 tumbuh 3,51% (year-on-year/yoy), melambat jauh dari kuartal sebelumnya 7.07% yoy.
Rilis tersebut di bawah median proyeksi pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB pada kuartal III-2021 tumbuh 3,61% yoy.
Pengetatan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat gelombang kedua pandemi penyakit virus corona (Covid-19) menjadi pemicu pelambatan ekonomi tersebut.
Sementara itu Cadangan devisa (cadev) Indonesia akhirnya mengalami penurunan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam dua bulan beruntun. Bank Indonesia (BI) hari ini melaporkan cadangan devisa pada akhir Oktober turun US$ 1,4 miliar ke US$ 145,5 miliar.
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2021 tetap tinggi sebesar 145,5 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2021 sebesar 146,9 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,5 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," papar keterangan tertulis BI, Jumat (5/11/2021).
BI juga menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Menurut BI, penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2021 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]