PDB Melambat-Cadev Turun, Rupiah Nyaris ke Rp 14.400/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 November 2021 12:47
Dollar-Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa data ekonomi yang dirilis dari dalam negeri pada hari ini, Jumat (5/11) membuat nilai tukar rupiah tertahan di zona merah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan. Bahkan rupiah nyaris menyentuh Rp 14.400/US$.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,03% di Rp 14.340/US$. Setelahnya, depresiasi semakin membengkak hingga 0,35% di Rp 14.385/US$ yang merupakan level terlemah sejak 5 Agustus lalu.

Posisi rupiah sedikit membaik, pada pukul 12:00 WIB berada di Rp 14.375/US$ atau melemah 0,28%.

Badan pusat Statistik (BPS) pagi ini melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 tumbuh 3,51% (year-on-year/yoy), melambat jauh dari kuartal sebelumnya 7.07% yoy.

Rilis tersebut di bawah median proyeksi pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB pada kuartal III-2021 tumbuh 3,61% yoy.

Pengetatan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat gelombang kedua pandemi penyakit virus corona (Covid-19) menjadi pemicu pelambatan ekonomi tersebut.

Sementara itu Cadangan devisa (cadev) Indonesia akhirnya mengalami penurunan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam dua bulan beruntun. Bank Indonesia (BI) hari ini melaporkan cadangan devisa pada akhir Oktober turun US$ 1,4 miliar ke US$ 145,5 miliar.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2021 tetap tinggi sebesar 145,5 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2021 sebesar 146,9 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,5 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," papar keterangan tertulis BI, Jumat (5/11/2021). 

BI juga menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Menurut BI, penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2021 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Di sisa perdagangan hari ini rupiah berpeluang memangkas pelemahan melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang tidak jauh berbeda siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.366,50Rp14.362,2
1 BulanRp14.397,00Rp14.416,0
2 BulanRp14.447,00Rp14.466,0
3 BulanRp14.495,00Rp14.514,0
6 BulanRp14.637,00Rp14.658,0
9 BulanRp14.779,00Rp14.798,0
1 TahunRp14.967,00Rp14.963,3
2 TahunRp15.550,20Rp15.576,4

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular