Duh! Ada Masalah Besar 'Hantui' Kripto Shiba Inu, Waspada....

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 05/11/2021 08:35 WIB
Foto: Pemeilik anjing Shiba Inu memeluk binatang kesayangannya. (AP/Shizuo Kambayashi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamis malam (4/11/2021) bukanlah hari yang diinginkan oleh SHIBarmy, atau penggemar token kripto Shiba Inu (SHIB), karena token berlogo anjing asal Jepang tersebut mengalami aksi jual besar-besaran (sell-off) hingga lebih dari 30% dalam kurun satu hari. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak September lalu.

Menurut data Coinmarketcap, Kamis (4/11/2021), pukul 23.05 WIB, harga token SHIB, yang merupakan token meme idola baru para trader aset kripto, ambruk 33,53% dalam waktu 24 jam ke harga US$ 0,00004333.

Padahal, pada hari yang sama token yang dijuluki 'pembunuh dogecoin'--koin kripto meme berlogo anjing lainnya--sempat menyentuh harga US$ 0,00006593.


Pada Jumat pagi ini (5/11/2021), pukul 06.23 WIB, harga token SHIB pun masih belum pulih, yakni berada di harga US$ 0,00004865, atau masih ambles 15,92% dibandingkan hari sebelumnya.

Harga tersebut semakin jauh dari harga tertinggi sepanjang masa SHIB yang dicapai pada minggu lalu, yakni US$ 0,000088.

Nilai kapitalisasi pasar (market cap) SHIB pun tersapu 15,78% menjadi US$ 26,84 miliar. Namun, volume perdagangan melonjak tinggi sebesar 75,83% ke US$ 11,47 miliar dalam waktu 24 jam terakhir. Saat ini, token SHIB masih berada di peringkat 11 besar aset kripto.

Anjloknya harga token SHIB tersebut lantas membuat pasar geger semalam, termasuk sebagian pemegang token digital itu.

Walaupun, tidak sedikit pula, trader yang tetap optimistis untuk membeli token tersebut saat harga murah (buy the dip), termasuk founder portal berita kripto Gokhshtein Media David Gokhshtein.

Sejumlah analis kripto dan media, kemudian, mengaitkan ambruknya harga token yang diciptakan secara anonim pada Agustus tahun lalu tersebut dengan adanya pergerakan whale (pemegang besar token) SHIB yang memindahkan kepemilikan dalam jumlah besar mereka ke alamat (address) lainnya.

Menurut catatan Coindesk, Jumat (5/11), whale SHIB memindahkan senilai 40 triliun SHIB, yang bernilai sekitar US$ 2,8 miliar ke empat address yang berlainan.

Coindesk menjelaskan, tidak ada indikasi lain bahwa paus SHIB memindahkan token ke pasar terbuka.

Hal tersebut juga diutarakan ahli forensik blockchain Tom Robinson kepada Bloomberg, Kamis (4/11).

"Sepertinya ada empat transaksi dari akun itu kemarin, masing-masing mengirimkan US$ 695 juta SHIB ke akun yang berbeda --jadi totalnya US$ 2,78 miliar. Siapa pun yang membeli SHIB di Uniswap sekitar setahun yang lalu, tidak terlalu banyak."

Tak pelak lagi, kabar tersebut membuat cemas para trader. Harga SHIB kemudian anjlok seiring token tersebut mengalir ke bursa terpusat (centralized exchange).

"Tampaknya ada peningkatan penjualan SHIB," Dino Ibisbegovic, seorang analis pasar di Santiment, mengatakan kepada CoinDesk, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (5/11).

Menurut Ibisbegovic, sekitar 1,36 triliun lebih SHIB mengalir ke bursa terpusat (centralized exchange) daripada dalam 24 jam terakhir, sementara jumlah alamat deposit SHIB mencapai 1.641 pada hari Rabu waktu Amerika Serikat (AS), meningkat 142% sejak 1 November.

Bisa dikatakan, centralized exchange merupakan perantara atau pihak ketiga untuk membantu melakukan transaksi. Fungsinya mirip dengan ketika nasabah mempercayai bank untuk menyimpan uangnya.

Menurut Santiment, lonjakan alamat deposit token ke bursa terpusat dapat mengindikasikan peningkatan tekanan jual jangka pendek, seiring lebih banyak token tersedia di bursa.

Sementara itu, jumlah alamat unik (unique address) yang berinteraksi dengan token SHIB telah turun 66,1% sejak mencapai puncaknya di sekitar 107.000 pada 28 Oktober.

Adapun pada 28 Oktober, tercatat ada 53.546 alamat yang berinteraksi dengan SHIB untuk pertama kalinya. Namun, alamat baru yang memegang SHIB hari ini telah turun lebih dari 64%.

"Hype itu pasti mereda dalam seminggu terakhir," kata Ibisbegovic.

Apalagi, pada Selasa (2/11) pagi, ada crash atau jatuhnya harga token yang terinspirasi oleh acara serial Netflix terkenal, yakni Squid Game (SQUID) ambruk parah pada perdagangan Selasa (2/11) pagi waktu Indonesia. Padahal sebelumnya harga cryptocurrency itu sempat meroket gila-gilaan hingga mencapai 100.000%.

Jatuhnya koin SQUID terjadi setelah pengguna melihat aktivitas yang tidak wajar di dompet digital token tersebut, di mana informasi menunjukkan bahwa pengembang token diduga telah menghentikan proyek game online tersebut sebelum dipublikasikan secara luas.

Bahkan, pembuat koin tersebut sempat menguangkan dana investor untuk dikonversikan ke token binance coin senilai sekitar US$ 2,5 juta.

Pembuat koin SQUID juga terindikasi menyembunyikan detail transaksi menggunakan protokol yang disebut Tornado Cash.

NEXT: Terkonsentrasinya Kepemilikan SHIB


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Demi Masa Depan Cerah Aset Kripto, OJK Perkuat Keamanan Siber

Pages