
Laba Harum Energy Kiki Barki Melesat 46% di Q3, Gegara Emas?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang batu bara milik pengusaha Kiki Barki PT Harum Energy Tbk (HRUM) baru saja melaporkan kinerja keuangan per kuartal III (September) 2021 dengan hasil yang positif.
Menurut laporan keuangan perusahaan yang terbit di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih Harum Energy per triwulan ketiga tahun ini meningkat 45,84% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 37,54 juta atau setara dengan Rp 533,03 miliar, dari laba bersih US 25,74 juta (Rp 365,49 miliar) pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang kenaikan pendapatan dan penjualan usaha sebesar 50,98% secara tahunan, dari US$ 136,14 juta pada 30 September 2020 menjadi US$ 205,55 juta per akhir September tahun ini.
Secara lebih rinci, pos pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, yakni berupa penjualan ekspor batu bara, mengalami peningkatan menjadi US$ 194,93 juta. Angka tersebut tumbuh dari penjualan ekspor batu bara US$ 127,12 juta per kuartal ketiga 2020.
Adapun pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% dari total pendapatan bersih per 30 September 2021 adalah China Huaneng Group Fuel Co., Ltd sebesar US$ 102,62 juta dan Equentia Natural Resources Pte., Ltd senilai US$ 23,30 juta.
Kemudian, pos pendapatan sewa dari alat berat, jalan pengangkutan, serta time, freight & voyage charter mencapai US$ 10,61 juta, naik tipis dari pendapatan periode yang sama tahun lalu US$ 9,02 juta.
Seiring dengan naiknya pendapatan dan penjualan, beban pokok penjualan dan pendapatan pun membengkak 5,08% secara yoy menjadi US$ 103,74 juta.
Investasi di Nikel, Aset Harum Energy Melesat
Lebih lanjut, total aset Harum Energy tercatat sebesar US$ 692,81 juta per akhir September 2021, naik 38,9% dari US$ 498,70 juta pada 31 Desember 2020.
Menurut keterangan kepada pihak bursa, peningkatan jumlah aset lebih dari 20% tersebut terutama disebabkan oleh penambahan investasi di perusahaan smelter nikel PT Infei Metal Industry melalui entitas anak, PT Tanito Harum Nickel, yakni sebesar US$ 68,6 juta pada Februari 2021 dan US$ 41,16 juta pada Juli 2021.
Selain itu, peningkatan aset tersebut juga terjadi seiring HRUM menambah investasi di PT Nickel Mines Limited (NIC) sebesar US$ 138,7 juta yang disebabkan oleh perubahan pencatatan investasi.
Dalam hal ini, investasi pada NIC dicatat dengan metode ekuitas dan diakui sebagai entitas asosiasi karena Harum Energy memperoleh pengaruh signifikan atas NIC pada Mei 2021.
Selain itu, penyebab membengkaknya aset Harum Energy berkaitan dengan turunnya investasi keuangan US$ 100,5 juta atau sebesar 99,7% dari posisi 31 Desember 2020 lantaran adanya perubahan pencatatan investasi pada NIC di atas.
Sebelumnya, pada Mei 2021, investasi pada NIC yang sebelumnya diakui sebagai investasi keuangan berubah menjadi investasi pada entitas asosiasi lantaran HRUM memiliki pengaruh signifikan di NIC, yakni dengan memiliki perwakilan di dewan direksi NIC.
Sementara, total liabilitas dan total ekuitas perusahaan masing-masing sebesar US$ 163,73 juta dan US$ 692,81 juta pada periode yang berakhir pada 30 September tahun ini.
Jumlah liabilitas Harum Energy per akhir kuartal III 2021 yang meningkat 272,9% dari posisi akhir 2020 disebabkan oleh naiknya utang bank, utang usaha, dan utang pajak Harum Energy.
Utang bank HRUM tercatat naik US$ 100 juta atau sebesar 100% dari posisi per tanggal 31 Desember 2020. Kenaikan ini disebabkan oleh penambahan utang bank sebesar US$ 100 juta di tahun 2021 yang disajikan bersih dengan biaya tangguhan atas utang bank sebesar US$ 918 ribu.
Sementara, utang usaha kepada pihak ketiga naik US$ 13,4 juta atau sebesar 294% dari posisi per tanggal 31 Desember 2020 menjadi US$ 18 juta pada tanggal 30 September 2021. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan biaya pengerukan di akhir periode 30 September 2021 akibat peningkatan volume pengerukan.
Kemudian, utang pajak naik US$ 14 juta atau sebesar 1.183% dari posisi per tanggal 31 Desember 2020 disebabkan oleh kenaikan PPh Pasal 29 yang sejalan dengan kenaikan pendapatan dari entitas anak.
Dari pasar modal, saham HRUM ditutup stagnan di posisi Rp 7.575/saham pada perdagangan Rabu (3/11/2021). Dalam sebulan saham HRUM ambles 7,62%, sementara sejak awal 2021 (year to date/ytd) meroket 154,19%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harum Energy Mau Jual Saham Treasuri Hasil Buyback