Jeblok Terus Jelang Tapering, Awas Rupiah ke Rp 15.000/US$?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 November 2021 15:27
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Pasar saat ini juga sudah mengantisipasi tapering kali ini, sebab The Fed sudah menyampaikannya jauh-jauh hari. Berbeda dengan tahun 2013, ketika pengumuman tapering membuat pasar terkejut dan memicu gejolak yang disebut taper tantrum.

The Fed hampir pasti akan mengumumkan tapering, tetapi seberapa agresif masih belum diketahui. Pasar saat ini memprediksi tapering akan sebesar US$ 15 miliar setiap bulan dari level saat ini US$ 120 miliar per bulan. Sehingga perlu waktu 8 bulan hingga QE menjadi nol atau selesai.

Meski demikian, pelaku pasar masih menanti kepastian seberapa agresif The Fed akan melakukan tapering, dan apakah ada peluang suku bunga dinaikkan tahun depan.

Karena pasar sudah menakar terjadinya tapering, tidak menutup kemungkinan rupiah bisa menguat jika The Fed tidak agresif dalam melakukan tapering dan mengindikasikan suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2023.

Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya mengindikasikan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Saya berfikir sekarang saatnya melakukan tapering, saya tidak berfikir sekarang saatnya menaikkan suku bunga," kata Powell dalam konferensi virtual Jumat (23/10), sebagaimana diwartakan Reuters.

Powell menyatakan saat ini ada 5 juta tenaga kerja yang masih belum terserap seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.

"Kami pikir kami bisa bersabar (untuk menaikkan suku bunga) dan membiarkan pasar tenaga kerja pulih," tambahnya.

Pernyataan Powell sedikit berbeda dengan mayoritas koleganya di The Fed.

Setiap akhir kuartal, The Fed akan memberikan proyeksi suku bunganya, terlihat dari dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.

Dalam dot plot yang terbaru, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.

Sehingga pasar akan sangat memperhatikan sinyal kenaikan suku bunga selain juga tapering.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular