
Manufaktur & Inflasi RI Oke, IHSG Siap Tembus 6.600 Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu finish di zona hijau di sesi I perdagangan perdana pekan ini, Senin (01/11/2021). Hingga istirahat siang, IHSG ditutup naik 0,13% ke level 6.599,89, sangat mepet dengan level psikologis 6.600.
IHSG sempat terlempar ke zona merah di awal perdagangan. Namun indeks berhasil kembali bergerak di jalur apresiasi. IHSG tercatat menyentuh level terendah di 6.585,74 dan tertinggi di 6.618,12 pada perdagangan intraday.
Asing terpantau juga masih memborong saham-saham RI dengan net buy mencapai Rp 125,37 miliar di pasar reguler. Penguatan IHSG tak terlepas dari adanya sentimen positif dari global maupun domestik.
Pekan lalu Wall Street juga ditutup dengan apresiasi. Indeks Dow Jones Industrial naik 0,25%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat sebesar 0,19% dan 0,33%.
Sementara itu rilis data perekonomian domestik berupa aktivitas manufaktur dan inflasi juga menjadi katalis positif untuk harga saham.
Pertama adalah berlanjutnya ekspansi sektor manufaktur Indonesia di bulan Oktober. IHS Markit mencatat PMI manufaktur RI bulan lalu naik 5 poin ke 57,2. Dengan kenaikan tersebut PMI manufaktur RI berada di level tertingginya dalam 5 tahun terakhir.
Kemudian dari sisi inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat IHK bulan Oktober 2021 mencapai 106,66 atau secara bulanan inflasi naik 0,12%, sedangkan secara tahunan inflasi naik 1,66% lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia (BI) di angka 1,62%.
Membaiknya sektor manufaktur serta tetap terjaganya inflasi di level rendah menjadi katalis positif untuk pasar keuangan dalam negeri di tengah meningkatnya risiko inflasi global.
Setelah menguat 0,13% di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.600 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6.580 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51,89 yang mengindikasikan bergerak di zona netral. Secara umum peluang indeks untuk tembus ke level psikologis 6.600 lagi masih terbuka lebar.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham