Ulasan Sebulan

Ini Jawara Komoditas Oktober, Sawit dan Batu Bara Tak Seirama

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 November 2021 11:38
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas dunia mayoritas menguat pada bulan Oktober 2021 didorong oleh pasokan yang menipis di pasar. Beberapa komoditas bahkan mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa seperti timah, sawit, dan aluminium.

Akan tetapi laju komoditas juga "dihantui" oleh krisis energi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di China sebagai negara konsumen komoditas terbesar di dunia. al ini memicu kecemasan akan pelemahan permintaan dari China yang bisa menekan harga komoditas.

Berikut kinerja harga komoditas pada bulan Oktober 2021 yang telah dirangkum oleh Tim Riset CNBC Indonesia:

Komoditas

Harga Penutupan

Harga Pembukaan

Perubahan

Sawit (MYR/ton)

5402

4791

12,75%

Aluminium (US$/ton)

232,8

211,8

9,92%

Timah (US$/ton)

36888

34100

8,18%

Perak (US$/troy ons)

23,84

22,185

7,46%

Nikel (US$/ton)

19448

18100

7,45%

Minyak (US$/barel)

83,25

78,49

6,06%

Tembaga (US$/ton)

9496

9100

4,35%

Emas (US$/troy ons)

1781,2

1757,2

1,37%

Batu Bara (US$/ton)

223,45

228

-2,00%

Karet (JPY/kg)

2716,5

2857

-4,92%

Harga sawit menjadi jawara komoditas pada Oktober dengan pertumbuhan 12,75%. Kenaikan terjadi karena Malaysia, produsen sawit terbesar, dikabarkan menghadapi penurunan produksi ke level terendah dalam 5 tahun karena menghadapi keterbatasan pasokan pekerja.

Reuters mengabarkan kondisi tersebut bakal terus berlanjut hingga Maret nanti. Selain itu, harga CPO terus menguat di tengah masifnya program biodisel untuk transportasi di Indonesia maupun Malaysia.

Di urutan kedua adalah aluminium yang harganya naik 9,92% sepanjang Oktober 2021. Pasokan menjadi terbatas karena adanya pengetatan penggunaan listrik yang membuat produksi aluminium di China tidak optimal.

Sebagai informasi, China adalah produsen aluminium terbesar dunia dengan kapasitas 37 juta metric ton (mt), mengacu pada data Statista.

Sebaliknya, komoditas paling "boncos" berdasarkan tabel di atas adalah karet. Harga karet berjangka tertekan karena perlambatan ekonomi China membuat ekspektasi permintaan dari konsumen karet terbesar tersebut melemah.

Kelangkaan semikonduktor, komponen penting dalam perakitan mobil, menghambat produksi mobil dunia sehingga ikut menekan harga karet.

Batu bara juga masuk ke dalam golongan komoditas yang memiliki kinerja negatif. Harga batu bara sebenarnya sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa pada 5 Oktober. Akan tetapi, reli itu menyusut menyusul aksi ambil untung investor dan langkah pemerintah China yang ingin mengendalikan harga batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ga Ada Matinya! Setelah 3 Hari Drop, Harga CPO Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular