Tembaga Melemah 'Dihantui" Lockdown China

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 29/10/2021 13:19 WIB
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga melemah pada perdagangan siang hari ini karena kekhawatiran investor terhadap berkurangnya permintaan dari China, konsumen terbesar di dunia, karena penguncian daerah akibat lonjakan kasus COVID-19 (Coronavirus Disease-2019).

PAda Jumat (29/10/2021) pukul 12.45 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.623/ton, turun 0,45% dibanding harga penutupan kemarin.

Foto: Investing.com
tembaga

Dua kabupaten ditutup yakni kabupaten Alxa Lef Banner di Mongolia Dalam, memiliki 180 ribu warga, dan kabupaten Ejin, 35.700 penduduk. Selasa (26/10/2021), China juga mengunci kota Lanzhou, Provinsi Gansu di mana empat juta orang tinggal di sana. Semua warga diminta tetap di rumah kecuali darurat.


Sementara di Beijing, pembatasan sosial sudah dilakukan di sejumlah distrik dengan lockdown terbatas. Akses ke daerah wisata dibatasi dan penduduk diminta tidak meninggalkan ibu kota kecuali diperlukan.

Selain itu, para analis memperkirakan kenaikan harga listrik dan upaya mengurangi emisi China mengurangi produksi pabrik dan menyebabkan konsumsi logam menyusut.

"Ada banyak ketidakpastian di sekitar, termasuk seberapa parah kehancuran permintaan akibat krisis listrik baik di China maupun di tempat lain di dunia," kata Wenyu Yao, ahli strategi komoditas senior di ING Bank.

"Jadi, dalam jangka pendek pasar akan tetap sangat fluktuatif sampai semuanya menjadi lebih jelas." Tambahnya.

Pengetatan konsumsi listrik ditambah kebijakan penguncian ini menimbulkan kekhawatiran pelemahan permintaan di China. Karena China adalah konsumen tembaga di dunia dengan konsumsi 54% dari jumlah konsumsi dunia pada 2020, melansir data statista.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan