Melesat 2 Digit, Laba Q3 Bank Syariah Indonesia Capai Rp2,3 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 October 2021 19:09
Paparan kinerja Bank Syariah Indonesia, 28 Oktober 2021/Syahrizal Sidik
Foto: Paparan kinerja Bank Syariah Indonesia, 28 Oktober 2021/Syahrizal Sidik

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank syariah BUMN, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI membukukan laba bersih sebesar Rp 2,26 triliun pada periode 9 bulan tahun ini atau per September 2021.

Perolehan laba bersih tersebut naik 37,01 % secara tahunan dari sebelumnya Rp 1,65 triliun.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan peningkatan laba bersih tersebut sejalan dengan strategi BSI yang fokus pada digitalisasi, baik digitalisasi produk dan layanan kepada seluruh nasabahnya pascapenggabungan tiga bank syariah milik BUMN pada 1 Februari lalu.

"Akselerasi digital menjadi salah satu fokus BSI dalam menggenjot bisnis," ujar Hery, dalam konferensi pers, Kamis petang (28/10/2021).

"Hal ini tercermin dari transaksi kumulatif BSI Mobile yang mencapai 74,24 juta transaksi atau tumbuh 133% yoy. Hal lain juga ditunjukkan dengan kenaikan transaksi melalui e-channel pada September 2021 yang mencapai 162,40 juta transaksi atau 95% transaksi di BSI sudah menggunakan e-Channel. Sedangkan sisanya sebanyak 5% masih menggunakan layanan di teller," katanya.

Hery memaparkan, selain terdorong transaksi digital, perolehan laba bersih ditopang pula kinerja berbagai sektor, di antaranya perolehan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp 219,19 triliun.

BSI terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan wadiah, di mana tabungan wadiah tumbuh signifikan sebesar 16,22% yoy atau mencapai Rp30,35 triliun pada September 2021.

Sementara itu untuk total tabungan bertumbuh 11,57% yoy yang mencapai Rp91,43 triliun pada kurun waktu yang sama.

Pertumbuhan tabungan tersebut berdampak kepada membaiknya cost of fund yang kini sekitar 2,10%. Persentase tersebut turun signifikan dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar 2,67%.

Dari sisi pembiayaan, BSI mampu tumbuh sekitar 7,38% yoy yang mencapai Rp163,32 triliun. BSI pun mampu menjaga kualitas pembiayaan (NPF) nett sebesar 1,02%.

Hery menjelaskan, pertumbuhan pembiayaan disokong oleh pembiayaan konsumer yang mencapai Rp77,89 triliun. Jumlah itu naik sekitar 21,43 % yoy dari sebesar Rp64,14 triliun. Disusul gadai emas yang tumbuh 15,58% yoy dengan penyaluran mencapai Rp4,42 triliun dari sebelumnya Rp3,82 triliun.

Sementara itu, realisasi pembiayaan komersial BSI sepanjang Januari-September 2021 mencapai Rp10,58 triliun, tumbuh sekitar 7,29% yoy dari sebelumnya sebesar Rp9,86 triliun.

Adapun untuk sektor mikro berhasil tumbuh sekitar 4,74%. Menurutnya, BSI pun terus mendorong pertumbuhan pembiayaan kepada UMKM sehingga komposisinya hingga September 2021 mencapai 22,93%, atau meningkat dari posisi Desember 2020 yang sekitar 22,40%.

Hery pun menekankan, dengan sinergi yang baik dari berbagai segmen tersebut BSI mampu meningkatkan aset menjadi Rp251,05 triliun atau naik sekitar 10,15% yoy dari Rp227,92 triliun.

Selain dari segi bisnis, lanjut Hery, pihaknya juga terus berkomitmen menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Di antaranya melalui pembiayaan keuangan berkelanjutan yang nilainya mencapai Rp41,07 triliun atau setara 22,9% dari total pembiayaan BSI.

Bank gabungan tiga bank syariah BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRISyariah Tbk ini melakukan pemasangan panel surya serta peletakan reverse vending machine and plasticpay mini collection point di Jakarta.

Dukungan pada transaksi sosial keagamaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) juga terus digencarkan BSI melalui penyaluran zakat perseroan per September 2021 yang mencapai Rp72,48 miliar.

Pendistribusian zakat berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan BSI scholarship sebanyak 500 mahasiswa, BSI Care serta program 14 desa berdaya sejahtera Indonesia.

"Hal ini tentu semakin memberikan spirit BSI untuk terus maju dan berfokus pada berbagai strategi penting di antaranya integrasi operasional pasca legal merger, mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain, efisiensi dan akselerasi kapasitas digital," tutur Hery.

Optimisme Pemulihan Ekonomi

Hery menegaskan, bahwa pertumbuhan kinerja BSI menggambarkan pula optimisme masyarakat bahwa kondisi ekonomi berangsur membaik setelah terpukul pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya bertekad menjaga momentum pemulihan ekonomi ini dengan pelayanan prima bagi nasabah.

Sebagai bentuk dukungan dan komitmen BSI dalam pemulihan ekonomi nasional, lanjut dia, bank syariah terbesar di Tanah Air itu pun turut berperan dalam penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahap 2.

Hingga Oktober 2021 BSI telah merealisasikan program PEN sebesar Rp4,5 triliun. Atau me-leverage 1,5 kali dari dana PEN yang diterima sebesar Rp3 triliun. Dana sebesar itu disalurkan BSI kepada lebih dari 18 ribu nasabah.

"Hal ini merupakan wujud nyata komitmen kami untuk turut serta mendorong pemulihan ekonomi nasional. Sehingga masyarakat merasakan betul kehadiran pemerintah dan BSI dalam hal ekonomi untuk ikut secara aktif memberikan solusi atas masalah karena pandemi ini.

Harapannya, optimisme masyarakat kembali bertumbuh dan ekonomi kembali membaik," pungkasnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dongkrak Tabungan Haji Hingga Rp 20 T, BSI Siapkan Langkah Ini!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular