Analisis
Laba BCA-BRI-BNI Melejit, Sinyal Ekonomi RI Mulai Bangkit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Periode rilis laporan keuangan emiten bank kakap sudah dimulai. Tiga dari empat bank terbesar di Tanah Air alias kelompok bank modal inti/KBMI 4 (bank dengan modal inti di atas Rp 70 triliun) sudah merilis laporan keuangan untuk kuartal III-2021 yang menunjukkan kinerja positif.
Ketiga bank tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBRI). Hanya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) saja yang belum merilis laporan keuangannya dan dijadwalkan Kamis siang ini (28/10).
Tren laba bersih ketiga bank secara konsolidasian pada periode Januari-September 2021 mengalami pertumbuhan.
Secara nominal laba BBCA merupakan yang paling besar dengan perolehan Rp 23,2 triliun. Namun secara pertumbuhan, laba bersih BBNI yang paling tinggi yakni 73,9% secara year on year (yoy).
Berikut ini adalah rekap data laba bersih ketiga bank tersebut selama 9 bulan terakhir.
Emiten Bank | Laba Bersih (Rp Triliun) | Pertumbuhan (%yoy) |
BBCA | 23,2 | 15,8 |
BBRI | 19,1 | 34,7 |
BBNI | 7,7 | 73,9 |
Menariknya salah satu pendorong peningkatan laba bersih ketiga bank tersebut sama yaitu penurunan biaya dana (Cost of Fund/CoF) di tengah perlambatan penyaluran kredit.
Peningkatan jumlah dan proporsi dana murah atau CASA (current account saving account) menjadi penyumbang pendapatan bunga bersih (NII) perbankan.
Di saat pandemi banyak masyarakat yang lebih gemar menabung dan bertransaksi secara daring menggunakan mobile banking. Dua faktor inilah yang menjadi booster bagi peningkatan fee based income dan net interest income.
Melesatnya laba ketiga bank raksasa tersebut juga mencerminkan sudah mulai pulihnya perekonomian dalam negeri. Ketika roda ekonomi mulai berputar kembali, industri yang paling pertama merasakan efeknya memang tak lain dan tak bukan adalah perbankan.
Ketika ekonomi mulai 'jalan', pemberian kredit yang menjadi urat nadi perbankan tentunya akan kembali mengalir sementara kredit macet yang sebelumnya membengkak karena beberapa industri terdampak Covid-19 akan kembali lancar sehingga NPL dapat kembali ditekan.
Hal ini tentu saja akan melesatkan pendapatan bunga bank serta menurunkan pencadangan sehingga tak mengagetkan apabila laba bersih bank berhasil naik kencang di tahun yang memang digadang-gadang akan menjadi tahun pemulihan ekonomi ini.
Kinerja keuangan perbankan yang positif tersebut direspons baik oleh pasar. Dalam satu bulan terakhir ketiga saham bank kakap tersebut banyak dikoleksi asing dan membuat harganya naik lebih dari 10%.
Katalis positif untuk saham-saham perbankan tersebut tidak hanya berasal dari perbaikan kinerja keuangannya saja, tetapi juga didorong oleh aksi korporasi yang diambil oleh emiten.
Untuk kasus BBCA, adanya aksi korporasi berupa stock split atau pemecahan nilai nominal saham direspons positif oleh pasar.
Kesuksesan pelaksanaan right issue atau penerbitan saham baru BBRI senilai Rp 96 triliun dan konsolidasi Pegadaian serta PNM ke dalam laporan keuangan bank yang fokus di segmen ultra mikro ini juga mendapat sambutan hangat dari pasar.
Terakhir untuk kasus BBNI, adanya rencana bank untuk mengakuisisi bank mini yang bakal dijadikan sebagai bank digital juga membuat sahamnya tak ketinggalan dilirik oleh investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Asyik! Mulai Hari Ini, Beli Saham BCA Cuma Modal Rp 732.000
(trp/trp)