BNI Mau Punya Bank Digital Gandeng Tech, Ini Target Pasarnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyatakan bank digital perseroan yang akan diakuisisi dalam waktu dekat bakal difokuskan menyasar segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Sementara modal inti ditargetkan akan berada di angka Rp 3 triliun, sebagaimana batasan minimal yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni Rp 2 triliun tahun ini dan minimal Rp 3 triliun di tahun depan.
Manajemen BBNI menyatakan perseroan sudah mencapai kesepakatan awal untuk mengakuisisi bank. Rencana anorganik ini merupakan bagian dari tranformasi digital BNI.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, pengembangan bank digital ini akan fokus pada nasabah Usaha Kecil Menengah (UKM) lantaran bisa memberi kontribusi bagi perekonomian tanah air.
"UKM akan mempunyai peran dalam pertumbuhan ekonomi nasional, selaras dengan visi BNI dengan visi ESG [Environmental, Social, Governance], memberi dampak masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," kata Royke, dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).
Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ini menyebut, perseroan sudah mengalokasikan dana untuk melakukan akuisisi terkait pengembangan bank digital ini dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) di tahun 2021.
Adapun, alokasi dana yang disiapkan tidak lebih dari Rp 3 triliun untuk mengakuisisi bank tersebut dengan target ideal bank yang disasar di BUKU I/BUKU II (bank umum kelompok usaha).
Perseroan juga akan menggandeng mitra dari perusahaan teknologi dalam bank digital tersebut.
"Artinya, modal intinya tidal lebih dari Rp 3 triliun, proses akuisisi akan dilakukan sesuai ketentuan berlaku. Kami pastikan akan memiliki valuasi yang wajar. BNI memiliki kecukupan modal yang kuat melakukan eksansi organik dan anorganik," bebernya.
Royke menjelaskan, tujuan jangka panjang pengembangan bank digital tersebut diharapkan bisa memberikan keuntungan dan bisnis yang keberlanjutan bagi BNI. Untuk pendirian bank digital ini, BNI juga sudah menyusun cetak biru secara matang dan akan melibatkan sumber daya manusia yang profesional.
Tak hanya itu, Royke menegaskan, bank digital perseroan akan fokus pada pengembangan fundamental bisnis melalui penguatan pendapatan dana pihak ketiga (DPK) sebagai sumber pembiayaan, bukan dengan strategi membakar uang.
"Sebagai pemegang saham mayoritas, BNI akan perkuat modalnya secara penuh termasuk dalam pendanaan," ujarnya.
Sebagai informasi, BNI saat ini fokus melakukan transformasi digital pada tiga hal.
Pertama, mendigitalisasi platform bisnis perusahaan. Kedua, pengembangan produk - produk digital.
Ketiga, memperkuat ekosistem digital dengan API Open Banking. Penguatan kapabilitas digital juga dilakukan dengan cara kolaborasi dengan partners seperti Traveloka dan Shopee dan mengoptimalkan layanan BNI mobile banking.
Sebagai informasi, sebelumnya santer diberitakan BNI sedang dalam proses untuk mengakuisisi Bank Mayora.
Manajemen Bank Mayora tak menampik rencana BNI ini sekaligus belum berani mengkonfirmasi. Direktur Kepatuhan Bank Mayora, Tiolina Tumanggor, mengatakan kewenangan untuk mengkonfirmasi kalimat tersebut ada pada BNI.
"Saya belum dapat memberikan konfirmasi, seyogyanya BNI yang dapat menjawab perihal tersebut," kata Tiolina kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/10/2021).
Namun, dia menyebutkan, Bank Mayora memang masih perlu melakukan penambahan modal inti hingga akhir tahun ini sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana akhir tahun ini bank wajib memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan Juni 2021 mencatat modal inti Bank Mayora Rp 1,21 triliun, masih di bawah ketentuan wajib dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni minimal Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan.
[Gambas:Video CNBC]
Caplok Bank Kecil, BNI Siapkan Modal Maksimal Rp 3 T
(tas/tas)