Bos BNI Bicara Kabar Akuisisi Bank Mayora, Ada Partner Tech

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Royke Tumilaar mengungkapkan rencana perseroan untuk mengakuisisi bank. Kini rencana tersebut sudah dalam proses negosiasi kesepakatan.
"Deal-nya dalam proses kesepakatan antara pemilik lama dan kami," kata Royke kepada CNBC Indonesia, Kamis ini (21/10/2021). Seperti diketahui, kabar santer yang beredar adalah, BNI akan mengakuisisi Bank Mayora.
Dia bahkan membeberkan bahwa BNI tidak sendiri, melainkan menjalin kemitraan strategis dengan investor baru yang kuat di teknologi. Namun dia belum mengungkapkan nama investor yang dimaksud.
Sebelumnya beredar foto kerja sama antara BNI, Bank Mayora, dan salah satu investor asal Singapura, SEA Group, pemilik ecommerce Shopee dan PT Bank Seabank Indonesia. Foto tersebut beredar di grup-grup analis pasar modal, terutama media WhatsApp Group.
Royke tidak menjawab soal ini. "Yang jelas kami ada partner baru (tech)," katanya.
Dia menegaskan, rencana akuisisi ini arahnya adalah demi menciptakan bank digital dengan fundamental kuat. "Ke depannya akuisisi ini untuk kami bikin bank digital dengan fundamental kuat," tegas mantan Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini.
Juli lalu, kepada CNBC Indonesia, Royke menegaskan BNI memiliki image digital seiring transformasi digital yang dilakukan, sehingga strategi yang berjalan salah satunya menjadi digital bank.
"Masih lihat subjeknya apakah modalnya ada, kemampuan ada, tapi kajiannya sudah ada. Kami semua sudah punya kajiannya, cuma kriteria untuk menjadi digital bank harus dipersiapkan dengan baik bukan sekedar ikut-ikutan," kata Royke.
Dia menambahkan, pihaknya memiliki kriteria untuk menjadi bank digital, harus memiliki kriteria dan tidak asal ambil. Royke menegaskan teknologi menjadi penting yang menjadi pertimbangan.
"Kalau teknologi tidak punya, kita tidak akan bisa jadi bank digital. Kuncinya di teknologi," ujar dia.
Sekretaris PerusahaanBNI, Mucharom, mengatakan rencana akuisisi bank sebetulnya sudah sejalan dengan rencana pertumbuhan ke depan.
Terlebih saat ini permodalan BNI sudah semakin solid sehingga akuisisi menjadi salah satu tahapan pertumbuhan yang bisa dilakukan.
"Sebagai salah satu perusahaan publik tentunya ingin selalu perform dari waktu ke waktu. Salah satu pertumbuhan yang dilakukan BNI adalah melalui anorganik growth," kata Mucharom kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/10/2021).
"Dengan memperhatikan permodalan yang semakin solid, kinerja perusahaan yang semakin baik, bahkan di atas yang sudah diproyeksikan, sehingga perseroan saat ini sudah memasuki tahapan yang lebih serius terkait aksi korporasi tersebut [akuisisi]," imbuhnya lagi.
Manajemen Bank Mayora tak menampik rencana BNI ini sekaligus belum berani mengkonfirmasi.
Direktur Kepatuhan Bank Mayora, Tiolina Tumanggor, mengatakan kewenangan untuk mengkonfirmasi kalimat tersebut ada pada BNI.
"Saya belum dapat memberikan konfirmasi, seyogyanya BNI yang dapat menjawab perihal tersebut," kata Tiolina kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/10/2021).
Dia menyebutkan, Bank Mayora memang masih perlu melakukan penambahan modal inti hingga akhir tahun ini sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana akhir tahun ini bank wajib memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun.
Situs resminya mencatat, Bank Mayora mendapatkan izin usaha Bank Umum sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 719/KMK.017/1993 tanggal 14 Juli 1993 dan menjadi Bank Umum Devisa di tahun 2013 sesuai Surat Keputusan Gubernur BI No. 15/5/KEP.DPG/2013 tanggal 7 Mei 2013.
Adapun laporan keuangan Juni 2021 mencatat modal inti Bank Mayora Rp 1,21 triliun, masih di bawah ketentuan wajib dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni minimal Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan.
[Gambas:Video CNBC]
Soal Feasibility Proyek Pemerintah, Begini Curhatan Bos BNI
(tas/tas)