
Analis Ramal Permintaan dari China Turun, Harga Tembaga Flat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia bergerak datar terbebani oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi China, konsumen terbesar logam dunia, terus melambat karena krisis listrik akan mengikis permintaan.
Pada Rabu (27/10/2021) pukul 7.30 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.772,75/ton, naik 0,08% dibanding posisi kemarin.
![]() |
Para analis memperkirakan kenaikan harga listrik dan upaya mengurangi emisi China mengurangi produksi pabrik dan menyebabkan konsumsi logam menyusut.
"Ada banyak ketidakpastian di sekitar, termasuk seberapa parah kehancuran permintaan akibat krisis listrik baik di China maupun di tempat lain di dunia," kata Wenyu Yao, ahli strategi komoditas senior di ING.
"Jadi, dalam jangka pendek pasar akan tetap sangat fluktuatif sampai semuanya menjadi lebih jelas," tambahnya.
Persediaan rendah telah mendorong harga tembaga mencapai level tertinggi dalam lima bulan seminggu yang lalu. Akan tetapi lembaga penelitian China, Antaike, mengatakan pasokan tembaga akan terus meningkat seiring dengan distribusi yang mulai lancar.
"Kemacetan rute pelayaran dunia telah berkurang sampai batas tertentu. Persediaan transit, persediaan komersial, dan persediaan tersembunyi lainnya mungkin akan menjadi dominan," katanya dalam sebuah catatan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat