Awas 'Kebakaran'! Saham UNVR-GGRM-HMSP cs Diobral Investor
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten sektor consumer goods langsung melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (25/10/2021), melanjutkan kecenderungan pelemahan pada perdagangan menjelang akhir pekan lalu.
Berikut saham-saham barang konsumsi yang terkoreksi, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.32 WIB.
Nippon Indosari Corpindo (ROTI), saham -2,55%, ke Rp 1.340/saham
Unilever Indonesia (UNVR), -1,24%, ke Rp 4.790/saham
Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), -1,20%, ke Rp 1.230/saham
Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), -1,18%, ke Rp 6.275/saham
Gudang Garam (GGRM), -1,00%, ke Rp 34.525/saham
Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), -0,80%, ke Rp 1.855/saham
HM Sampoerna (HMSP), -0,45%, ke Rp 1.110/saham
Ultrajaya Milk Industry (ULTJ), -0,31%, ke Rp 1.620/saham
Menurut data di atas, saham emiten produsen roti merek Sari Roti ROTI menjadi yang paling melemah, yakni 2,55% ke Rp 1.340/saham. Pada Jumat pekan lalu (22/10) saham ini ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,78%.
Saham ROTI tampaknya masih terkena aksi ambil untung usai melesat 12,17% pada Kamis (21/10).
Kedua, saham produsen produk perawatan diri UNVR turun 1,24%, ke Rp 4.790/saham, melanjutkan pelemahan selama 2 hari terakhir. Kendati saham UNVR melemah, asing melakukan beli bersih Rp 8,51 miliar di pasar reguler.
Saham UNVR tampaknya masih terus terkena aksi ambil untung setelah sejak awal bulan ini cenderung melesat.
Dalam sepekan saham ini ambles 8,90%, sedangkan dalam sebulan melejit 19,90%.
Kabar teranyar, UNVR membukukan laba bersih selama periode 9 bulan pertama tahun ini sebesar Rp 4,37 triliun.
Perolehan tersebut tercatat mengalami penurunan 19,31% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,43 triliun.
Pada Januari sampai dengan September 2021, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 30,02 triliun atau turun 7,47% dari tahun sebelumnya Rp 32,45 triliun.
Saham emiten sektor perunggasan CPIN juga merosot 1,18% ke Rp 6.275/saham, usai turun 2,31% pada Jumat minggu lalu. Asing juga mencatatkan jual bersih saham CPIN Rp 3,24 miliar di pasar reguler.
Tidak hanya itu, duo raksasa produsen rokok GGRM dan HMSP juga terkena tekanan jual. Saham GGRM turun 1,00% ke Rp 24.525/saham, diiringi aksi jual bersih asing Rp 1,29 miliar di pasar reguler.
Dalam sepekan saham GGRM tergerus 0,51%, sedangkan dalam sebulan melesat 10,14%.
Sementara, saham HMSP melorot 0,45% ke Rp 1.100/saham, dibarengi dengan aksi jual asing Rp 782,80 juta di pasar reguler.
Dalam sepekan, saham HMSP melemah 2,63%, sedangkan dalam sebulan melejit 13,85%
Dari ranah makro ekonomi, sentimen positif untuk saham sektor consumer goods adalah soal mulai membaiknya persepsi atau keyakinan konsumen dalam melihat ekonomi RI seiring adanya pelonggaran kebijakan mobilitas publik di tengah pagebluk Covid-19.
Menurut data Bank Indonesia (BI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan September 2021 yang juga mengalami kenaikan. BI mencatat IKK September 2021 sebesar 95,5, meningkat dari 77,3 pada bulan sebelumnya.
"Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang terpantau menguat dan berada pada area optimis (>100). Penguatan ekspektasi konsumen didukung oleh kenaikan pada seluruh aspek pembentuknya, yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi kegiatan usaha," jelas BI, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (8/10).
Kenaikan IKK juga terjadi sejalan dengan pelonggaran pembatasan aktivitas publik. Perbaikan sentimen konsumen juga menjadi katalis positif untuk IHSG.
Tidak ketinggalan pula, soal efek window dressing yang mulai terasa sejak awal Oktober.
Window dressing sendiri bisa dibilang sebagai suatu strategi memoles laporan keuangan bagi emiten maupun portofolio yang dimiliki oleh fund manager sehingga terlihat lebih cantik di mata investor.
Window dressing biasanya terjadi di penghujung tahun. Menurut data olahan Tim Riset CNBC Indonesia, sejak 2001 sampai 2020, IHSG selalu menguat selama Desember.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)