Stok Tembaga Langka, Barang di Gudang Terendah 47 Tahun!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia bangkit pagi ini dari kejatuhan hampir 4% pada perdagangan kemarin. Penguatan harga tembaga ditopang oleh persediaan di gudang yang jatuh 89% dan menyentuh titik terendah sejak 1974.
Pada Jumat (22/10/2021) pukul 08.52 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.931,75/ton, naik 1,50% dibanding posisi kemarin.
Persediaan tembaga di gudang LME (London Metal Stock) yang belum dialokasikan untuk penarikan telah jatuh 89% menjadi 15.225 ton pada bulan ini setelah lonjakan pesanan logam dari gudang Eropa. Kondisi ini membuat persediaan di gudang mencapai level terendah sejak 1974.
Krisis persediaan tembaga telah mendorong harga tembaga yang lebih tinggi dan kembali ke level US$ 10.000/ton kemarin. Pemulihan ekonomi dunia dan penggunaan energi terbarukan akan jadi permintaan utama tembaga ke depan.
Persediaan yang sangat rendah mendorong LME untuk mengambil tindakan pencegahan sementara dengan tujuan menjaga likuiditas pasar tembaga.
"Dengan segera, LME (bertindak melalui Komite Khusus) telah menentukan bahwa dalam keadaan tepat untuk mengambil tiga tindakan berikut sehubungan dengan tembaga, yang dimaksudkan untuk memastikan ketertiban pasar: (i) mengubah persyaratan tertentu dalam aturan peminjaman; (ii) memberlakukan batasan pada backwardation untuk kontrak berikutnya; (iii) memperkenalkan mekanisme pengiriman yang ditangguhkan untuk kontrak tertentu," kata LME dalam sebuah pernyataan,
Colin Hamilton, analis komoditas di BMO Capital Markets mengatakan, bahwa banyak perusahaan menimbun logam karena mereka mengantisipasi masalah pasokan lebih lanjut di masa depan sebagai sebab krisis persediaan sekarang.
Dia menyamakan sentimen saat ini di pasar dengan apa yang terjadi dengan kertas toilet pada awal pandemi ketika konsumen memborong kertas toilet di seluruh dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)