Bos BTN Pede Kredit Double Digit di 2022, Ini Alasannya!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 October 2021 18:00
Dirut BTN Haru Koesmahargyo/ Dok. BTN
Foto: Dirut BTN Haru Koesmahargyo/ Dok. BTN

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Haru Koesmahargyo meyakini pertumbuhan kredit di tahun 2022 bisa tumbuh double digit alias dua digit.

Hal ini mengacu pada pertumbuhan kredit perseroan sampai dengan September 2021 yang tercatat tumbuh 6,03% yang ditopang oleh kondisi pemulihan ekonomi nasional yang mendukung iklim bisnis di Indonesia dan transformasi bisnis yang dilakukan perseroan.

Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo mengungkapkan, perseroan menargetkan outlook pertumbuhan kredit di tahun ini akan mencapai 7% dan double digit di tahun depan.

Peningkatan ini seiring dengan dampak positif stimulus yang diberikan pemerintah melalui insentif PPN 10% untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN (pemulihan ekonomi nasional) yang ditempatkan pemerintah di BTN.

Selain itu, penanganan pandemi juga semakin membaik dengan angka vaksinasi yang terus meningkat.

"Kami masih melakukan penyusunan RBB [rencana bisnis bank] 2022. Tapi rasa-rasanya, 2022 kami yakin bisa tumbuh double digit," ungkap Haru, dalam konferensi pers, Kamis (21/10/2021).

Sampai dengan September 2021, BTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 270,27 triliun per 30 September 2021 atau naik 6,03% yoy (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 254,91 triliun.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BBTN dengan kenaikan sebesar 11,74% yoy menjadi Rp129,98 triliun pada 30 September 2021. Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sebesar 86%.

Adapun, KPR non-subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 2,11% yoy menjadi Rp81,88 triliun per 30 September 2021. Di segmen non-perumahan, kredit konsumer dan kredit korporasi juga menunjukkan pertumbuhan positif di level masing-masing sebesar 21,28% yoy menjadi Rp5,79 triliun dan 89,77% yoy menjadi Rp12,15 triliun per 30 September 2021.

Kualitas kredit juga terus menunjukkan perbaikan hampir di seluruh segmen. Per 30 September 2021, Non-Performing Loan (NPL) gross Bank BTN berhasil ditekan menjadi 3,94% dari 4,56% di periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski NPL (non performing loan, kredit bermasalah) berhasil ditekan, namun perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 1.410 bps (basis poin) yoy menjadi 125,46% pada akhir September tahun ini dari 111,36% di periode yang sama tahun sebelumnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sederet Peran BTN dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular