China Keluarkan Ajian Agar Harga Batu Bara Cs Turun, Ampuh?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 October 2021 13:29
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara yang melambung tinggi menimbulkan krisis energi dan berpengaruh besar terhadap laju ekonomi China. Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu pada kuartal-III 2021 di bawah ekspektasi menjadi 4,9% year-on-year (yoy) dan di bawah kuartal sebelumnya 5,3% yoy.

Pabrik-pabrik di China pun tampak mulai sempoyongan menanggung beban biaya input yang membesar. Rilis data inflasi produsen China menyentuh rekor tertinggi sejak data ini dicatat pertama kali tahun 1996, yaitu sebesar 10,7% yoy. Angka ini meningkat dari Agustus sebesar 9,5% dan konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 10,5%.

Harga batu bara yang meroket sepanjang tahun 2021 disebabkan oleh pasokan yang terbatas ketika terjadi lonjakan permintaan batu bara akibat pemulihan ekonomi. Ditambah permintaan batu bara untuk persiapan musim dingin di akhir tahun.

Pemerintah China pun mengeluarkan inisiatif untuk mendinginkan harga batu bara. 'Memainkan' rantai supply and demand batu bara jadi langkah klasik yang dianggap efektif mendinginkan harga batu bara.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) mengatakan akan memastikan tambang batu bara beroperasi pada kapasitas penuh untuk menghasilkan setidaknya 12 juta ton per hari. Dikutip dari data Biro Statistik China, konsumen terbesar batu bara dunia tersebut memproduksi rata-rata 11,14 juta ton per hari pada bulan September.

Shanxi, wilayah penghasil batu bara terbesar di China, memerintahkan 98 tambang batu baranya untuk meningkatkan kapasitas produksi tahunan sebesar 55,3 juta ton selama sisa tahun ini, kata seorang pejabat dari pemerintah provinsi, pada hari Jumat (15/10/2021), melansir Reuters.

Shanxi juga akan mengizinkan sekitar 51 tambang batu bara yang telah mencapai tingkat produksi tahunan maksimumnya untuk tetap berproduksi pada kuartal keempat yang diperkirakan akan menambah 20,65 juta ton pasokan batu bara tambahan.

Di wilayah penghasil batubara terbesar kedua di China, Mongolia, 72 tambang batu bara didesak untuk beroperasi dengan kapasitas yang lebih tinggi, dalam sebuah dokumen tanggal 7 Oktober dari departemen energi wilayah Mongolia kepada otoritas setempat.

"Satuan tugas batu bara (pemerintah) akan mendesak para penambang untuk meningkatkan produksi tanpa kompromi, sementara tim tugas tenaga listrik harus memiliki jaminan memenuhi permintaan listrik dan pemanas musim dingin," kata dokumen tersebut.

Langkah lain adalah China melepas stok batu bara Australia yang mereka miliki untuk mengatasi kelangkaan energi.

"Batu bara Australia yang tertahan di pelabuhan China mulai dikeluarkan pada akhir bulan lalu. Walau beberapa kargo adalah batu bara Australia yang sebelumnya dikirim melalui India," ungkap salah seorang trader di bagian timur China, seperti dikutip dari Reuters.

Tapi, optimalisasi produksi batu bara dalam negeri China dipandang tidak akan serta merta menghilangkan masalah kekurangan pasokan oleh Lara Dong, direktur senior IHS Markit.

"Ini akan membantu mengurangi kekurangan batu bara tetapi tidak dapat menghilangkan masalah ini. Pemerintah masih perlu menerapkan penjatahan listrik untuk memastikan keseimbangan pasar batu bara dan listrik selama musim dingin," katanya.

Halaman Selanjutnya --> Konsumsi Melonjak dan Intervensi Logam China

Konsumsi listrik September naik 6,8% dari tahun sebelumnya dan naik 12,9% untuk sembilan bulan pertama tahun ini, berdasarkan laporan Administrasi Energi Nasional China (NEA). Oleh karena itu China mulai melakukan pengetatan penggunaan listrik dengan dua cara yaitu dengan melonggarkan penetapan harga listrik.

Dewan Negara China, pada Jumat mengatakan akan memungkinkan harga listrik tenaga batu bara berfluktuasi hingga 20% dari tingkat dasar pada batas sebelumnya 10% naik dan 15% turun dari tingkat dasar. NDRC mengatakan bahwa harga untuk perusahaan konsumsi energi tinggi tidak akan terikat oleh batas atas 20%, untuk memaksa mereka untuk mengkonsumsi listrik lebih efisien.

Sebelumnya pemadaman bergilir di beberapa wilayah jadi langkah praktis China untuk mengurangi konsumsi listrik. Namun, langkah ini memiliki konsekuensi aktivitas ekonomi yang menjadi lesu yang tercermin dari indeks PMI Manufaktur masuk ke level kontraksi atau di bawah 50.

Kebijakan intervensi pasokan sudah dilakukan China dengan melelang cadangan logam tembaga, seng, dan aluminium ke perusahaan. Pada 9 Oktober 2021, China melepas 150.000 ton cadangan logam untuk kali keempat sejak 5 Juli 2021.

China akan melepaskan 70.000 ton aluminium, 30.000 ton tembaga dan 50.000 ton seng. Tercatat sejak pertama kali diumumkan pada bulan Juli, China telah merilis total 140.000 ton tembaga, 350.000 mt aluminium, dan 2300.000 ton cadangan seng.

Lelang cadangan China ini untuk menurunkan harga logam dalam upaya meringankan biaya input pabrik-pabrik. Selain itu, juga sebagai solusi dari pasokan yang terbatas di gudang-gudang penyimpanan logam yang membuat harga komoditas meroket.

Halaman Selanjutnya --> Langkah Intervensi China Ada Hasil?

Setelah kabar produksi batu bara akan dimaksimalkan muncul, harga batu bara termal di pasar Zhengzhou jatuh 16,98% dalam dua hari sejak harga tertinggi pada hari Selasa (19/10/2021). Harga batu bara termal China tercatat sudah naik 145,52% sejak awal tahun hingga 2021.

Sementara itu, harga logam tembaga, seng, dan aluminium di pasar China terus menguat walaupun ada intervensi pasokan. Sejak 5 Juli, harga aluminium di pasar China menguat 23,07%, harga tembaga naik 7,80%, dan seng naik 17,2%.

Goldman Sachs Group Inc. dan Citigroup Inc memiliki pandangan pesimis terkait langkah yang dilakukan oleh pemerintah China.

"Setiap upaya untuk menghentikan reli (harga) kemungkinan akan gagal dalam menghadapi kendala pasokan dan permintaan global yang kuat," kata mereka melansir Bloomberg pada 4 Juni 2021.

Ahli strategi Goldman yang dipimpin oleh Jeffrey Currie mengatakan dalam laporan 27 Mei bahwa China telah kehilangan kekuatannya untuk mendikte harga komoditas utama.

"Setelah koreksi harga singkat pada pertengahan Mei, Indeks Spot Komoditas Bloomberg dari kontrak yang sebagian besar diperdagangkan di AS dan London rebound ke level tertinggi baru satu dekade pada 2 Juni. Ini adalah salah satu tanda betapa sulitnya bagi China untuk melindungi diri dari volatilitas. dalam harga komoditas global, bahkan ketika negara tersebut menjalankan strategi "sirkulasi ganda"untuk mengurangi ketergantungannya pada pasar luar negeri," ujar Jeffrey.

Harga batu bara berjangka Newcastle, terpantau menguat pada perdagangan hari ini menguat 0,70% dibanding posisi kemarin, setelah turun 3,95% pada perdagangan kemarin (20/10/2021).

Sementara itu harga logam dunia yang diperdagangkan di LME (London Metal Exchange) pun terpantau menguat sejak 5 Juli 2021. Harga aluminium menguat 69,81%, harga tembaga naik 7,27%, dan seng naik 23,54%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor Terus, Batu Bara Bisa Tembus US$300/ton? Not Impossible

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular