Terungkap! Ada 'Petinggi' Grup Salim di Entitas Agung Sedayu

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
21 October 2021 09:05
anthoni salim (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: anthoni salim (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham emiten logam ini.

Akibat kenaikan tersebut, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PANI mulai dari sesi I perdagangan Selasa lalu, 19 Oktober 2021 di pasar reguler dan pasar tunai, hingga Kamis ini (21/10), belum dibuka.

Adapun pada perdagangan Rabu kemarin (20/10) libur bursa bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Penghentian sementara ini merupakan yang kedua setelah mayoritas kepemilikan atau 80% total saham perusahaan dikuasai oleh PT Multi Artha Pratama (MAP), bagian dari 'raksasa' properti Tanah Air, Agung Sedayu Group.

Suspensi pertama terjadi pada Kamis (14/10) pekan lalu dan kembali dibuka pada perdagangan hari setelahnya.

Setelah dibuka saham ini kembali menyentuh batas auto rejection atas (ARA) dan jika ditarik ke belakang, maka dalam 6 hari terakhir perdagangan di bursa saham ini selalu mengalami ARA secara beruntun.

Data bursa mencatat pada penutupan perdagangan Kemarin saham PANI berada di level Rp 1.175 per saham. Angka tersebut 612% lebih besar dari harga pembelian yang dilakukan oleh Agung Sedayu Group, di mana pada pembelian tanggal 7 Oktober saham perusahaan ditawar di harga Rp 165/saham.

Dalam sepekan saham ini telah naik 94% dan dalam sebulan terakhir tumbuh hingga 276% dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 481,75 miliar.

Melonjaknya harga saham emiten 'receh' ini salah satunya disebabkan oleh induk usaha yakni perusahaan yang tergabung dalam Agung Sedayu Group tersebut menyatakan telah menyampaikan dokumen pelaksanaan tender offer kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 12 Oktober.

Diperkirakan jadwal waktu pelaksanaan tender offer adalah tanggal 11 November hingga 10 Desember 2021, berdasarkan pengumuman resmi perusahaan yang terbit di BEI.

Lantas siapakah di balik Multi Artha Pratama dari Grup Agung Sedayu ini?

NEXT: Ada 'Petinggi' Grup Salim di Entitas Agung Sedayu

Manajemen PANI, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa dengan akuisisi mayoritas saham perseroan oleh Multi Artha Pratama (PT MAP), maka ada perubahan bidang usaha.

Manajemen PANI lewat Direktur Utama, Prilli Budi Pasravita Soetantyo menyampaikan bahwa MAP melalui perseroan berencana untuk melakukan investasi dan mengembangkan bisnis pada perusahaan real estate.

Lebih lanjut perusahaan juga telah memperkenalkan pemegang saham dan calon manajemen baru di emiten tersebut, di mana eks menteri Freddy Numberi menjadi Komisaris Utama PT MAP.

Disebutkan bahwa PT MAP yang berkedudukan di Jakarta Utara, didirikan tahun 2002 lalu merupakan perusahaan pengembang properti yang berpusat di Jakarta dan mengkhususkan diri pada pengembangan properti sebagai solusi bisnis dan one stop living atau dikenal juga sebagai konsep hunian terpadu.

Portofolio perusahaan terfokus di daerah Pantai Indah Kapuk yang terdiri dari berbagai jenis properti seperti township, ruko, apartemen, gedung perkantoran, mal hingga hotel.

Struktur kepemilikan PT MAP (sumber: keterbukaan informasi BEI)Foto: BEI
Struktur kepemilikan PT MAP (sumber: keterbukaan informasi BEI)

Selanjutnya PT MAP diketahui dimiliki oleh PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 50%.

Selain taipan Sugianto Kusuma (Aguan) yang merupakan pemilik dan pendiri Agung Sedayu, terdapat pula nama Hindarto Budiono yang menguasai 49,99% saham PT MAP secara tidak langsung melalui kepemilikan di PT MAP.

Menariknya, Hindarto Budiono merupakan Komisaris Utama PT Net Sekuritas dan memiliki 59,5% kepemilikan saham perusahaan broker tersebut. Net Sekuritas adalah broker dengan kode OK yang terafiliasi dengan Grup Salim.

PT MAP tercatat dinakhodai oleh Surya Pranoto Budihardjo yang menjabat sebagai direktur utama dan politikus kawakan asal Papua Freddy Numberi sebagai komisaris utama perusahaan.

Sebagai politikus Freddy pernah menjabat sebagai Gubernur Irian Jaya ke-11 dan pernah menjadi menteri dengan tiga jabatan berbeda yakni Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ke-8 di era Presiden Habibie, Menteri Kelautan dan Perikanan ke-4 di era Presiden Gus Dur serta menteri perhubungan ke-34 di era Presiden SBY.

Berikut susunan lengkap dewan direksi dan komisaris PT MAP

Direktur Utama Surya Pranoto Budihardjo

Direktur I Belly Djaliel

Direktur II Yohanes Edmond Budiman

Direktur III Insinyur Sukarman

Direktur IV Nano Sampono

Komisaris Utama Freddy Numberi

Komisaris I Harris Then

Komisaris II Kho Cing Siong.

Keterkaitan Grup Salim

Mengacu data BEI, saat ini Net Sekuritas tercatat berkantor di Sudirman Plaza - Indofood Tower lt. 17 Jl. Jend Sudirman Kav. 76-78, Jakarta dengan nilai Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sebesar Rp 68,51 miliar.

Saat ini perusahaan broker ini sahamnya dimiliki Hindarto Budiono sebesar 59,5%. Hindarto adalah komisaris utama di perusahaan tersebut dan juga pemilik saham PT MAP.

Sedangkan, 40,5% saham Net Sekuritas digenggam oleh Wito (nama lengkapnya demikian), yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Net Sekuritas.

Laporan Investor Bank Ina Perdana 2020Foto: Laporan Investor Bank Ina Perdana 2020
Laporan Investor Bank Ina Perdana 2020

Adapun berdasarkan laporan CSR PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), bank milik Grup Salim lewat PT Indolife Pensiontama, menyebutkan bahwa Hindarto juga menjadi 'petinggi' di Grup Salim.

Hal ini terungkap bahwa Hindarto bersama Axton Salim (putra Anthony Salim, bos Grup Salim) menjadi pemegang saham PT Lintas Sejahtera Langgeng. Hindarto punya mayoritas saham Lintas Sejahtera, sementara Lintas Sejahtera memegang 49,73% saham Indolife Pensiontama (perusahaan yang memegang saham BINA).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular