
Crazy Rich Sawit RI Ini Makin Tajir Melintir, Ini Rahasianya

Martua Sitorus
Bersama pengusaha Singapura Kuok Khoon Hong, Martua Sitorus mendirikan grup perusahaan agribisnis Wilmar Internasional yang merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar yang tercatat di Bursa Efek Singapura.
Minyak sawit (minyak goreng) yang diekstrak dari biji sawit adalah jenis minyak nabati yang paling banyak digunakan dan merupakan produk utama Wilmar.
Laman resmi perusahaan mengatakan jika Wilmar adalah salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan total luas tanam 232.053 hektar (ha) per 31 Desember 2020, di mana sekitar 65% berada di Indonesia dengan lokasi tersebar di Sumatera, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Forbes mencatat pada tahun 2020 kekayaannya mencapai US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 28,6 triliun.
Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto adalah konglomerat pemilik grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI). Konglomerasi bisnis RGE, bergerak di berbagai industri termasuk perkebunan Kelapa Sawit (Asian Agri dan Apical).
Asian Agri dalam laman web resminya mengatakan bahwa perusahaan memiliki 30 perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Utara seluas 100.000 hektar.
Sedangkan situs resmi Apical mencatat perusahaan memiliki 6 kilang pemurnian, 3 pabrik biodiesel, satu pabrik pengolahan inti sawit dan satu pabrik oleokimia. Perusahaan memproduksi margarin, turunan lemak hingga biodiesel.
Dicatat Forbes, kekayaan Sukanto Tanoto mencapai US$ 1,35 miliar pada tahun 2020.
Peter Sondakh
Melalui bendera PT Rajawali Corpora, Peter Sondakh memiliki bisnis perkebunan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), salah satu perusahaan dengan luas lahan terbesar di Indonesia.
Perkebunan kelapa sawit milik konglomerasi Rajawali memiliki wilayah perkebunan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Forbes mencatat pada tahun 2020 kekayaannya mencapai US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21,45 triliun.
Murdaya Poo
Murdaya Poo adalah pendiri Central Cipta Murdaya, yang memiliki investasi di bidang teknologi, IT, kelapa sawit, dan kayu lapis.
Grup tersebut banyak terlibat dalam megaproyek agribisnis yang direncanakan untuk kabupaten Merauke, provinsi Papua.
Forbes mencatat saat ini kekayaannya sebesar US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17,16 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
