Bangkit Lagi, Saham Batu Bara to The Moon

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 15/10/2021 09:23 WIB
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham emiten batu bara berhasil menguat kembali alias rebound pada awal perdagangan hari ini, Jumat (15/10/2021), setelah cenderung dilanda  aksi ambil untung (profit taking) dalam beberapa hari terakhir.

Berikut penguatan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.10 WIB.

  1. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), saham +7,95%, ke Rp 95/saham


  2. Atlas Resources (ARII), +3,03%, ke Rp 340/saham

  3. TBS Energi Utama (TOBA), +2,73%, ke Rp 565/saham

  4. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +1,48%, ke Rp 137/saham

  5. Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,84%, ke Rp 1.795/saham

  6. Harum Energy (HRUM), +0,62%, ke Rp 8.075/saham

  7. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +0,59%, ke Rp 25.700/saham

  8. Golden Eagle Energy (SMMT), +0,51%, ke Rp 197/saham

  9. United Tractors (UNTR), +0,39%, ke Rp 25.800/saham

Menurut data di atas, saham BOSS memimpin kenaikan 7,95% ke Rp 95/saham, setelah ambles selama 4 hari beruntun. Dalam sepekan saham saham BOSS anjlok 5,94%, sementara dalam sebulan naik 11,76%.

Kedua, saham ARII naik 3,03% ke Rp 330/saham. Dalam sepekan saham ini masih menguat 3,13%, sementara dalam sebulan melejit 15,38%.

Ketiga saham TOBA juga terkerek 2,73% ke posisi Rp 565/saham, setelah turun 3,51% pada perdagangan kemarin.

Di bawah TOBA ada saham PKPK dan MCOL yang masing-masing naik 1,48% dan 0,84%.

Sementara, harga batu bara turun lagi. Aksi ambil untung (profit taking) sepertinya menjadi penyebab utama koreksi tersebut.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 253,75/ton. Turun 0,48% dari hari sebelumnya.

Koreksi ini membuat harga si batu hitam melemah dua hari beruntun. Selama dua hari tersebut, penurunan harga tercatat 2,4%.

Namun meski anjlok lebih dari 2% dalam dua hari, harga batu bara masih membukukan kenaikan 38,07% dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 204,35%.

Kenaikan harga gas alam yang begitu tajam mendukung lesatan harga batu bara. Harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) melejit 121,5% secara year-to-date.

Saat harga gas alam naik, maka biaya pembangkitan listrik dengan sumber energi primer dari komoditas ini semakin mahal. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam pada 12 Oktober 2021 adalah EUR 85,22/MWh. Sementara dengan batu bara adalah EUR 54,76/MWh.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat