Sebulan Ambruk, Ada Apa dengan Saham Bank Jago?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank digital yang sebagian sahamnya dimiliki Gojek dan bankir Jerry Ng & koleganya, PT Bank Jago Tbk (ARTO), mengalami tren penurunan selama sebulan belakangan. Bahkan, saham ARTO sempat ambles selama 7 hari beruntun dimulai pada awal 1 Oktober lalu.
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.29 WIB, harga saham ARTO memang mulai naik 1,63% ke Rp 12.425/saham. Namun, dalam sepekan dan sebulan terakhir saham ini masing-masing ambles 4,29% dan 15,03%.
Adapun, secara year to date (ytd), saham ARTO melambung 224,28%.
Sebenarnya, investor asing melakukan beli bersih Rp 11,94 miliar di pasar reguler hari ini. Dalam sepekan, nilai beli bersih asing pun di saham ARTO mencapai Rp 62,26 miliar di pasar reguler dan Rp 37,15 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai. Sementara, dalam sebulan asing memborong saham Bank Jago dengan nilai beli bersih Rp 137,13 miliar.
Menurut catatan CNBC Indonesia sebelumnya, Rabu (13/10), para analis menilai, investor sempat melepas kepemilikan pada saham-saham bank digital dan mengalihkan portofolio mereka ke saham-saham berbasis komoditas, terutama batu bara dan minyak sawit (crude palm oil/CPO).
Selain itu, pada akhir pekan lalu, sempat beredar sentimen negatif berupa rumor pasar yang menyebutkan bahwa kepemilikan Jerry Ng dan kawan-kawan di ARTO lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) berkurang.
Dikatakan, hal tersebut terjadi seiring masuknya Ribbit Capital, perusahaan modal ventura asal Amerika Serikat (AS) ke saham Bank Jago.
Pihak Bank Jago sendiri sudah mengklarifikasi kabar tersebut lewat surat kepada BEI pada Senin (11/10) lalu.
Manajemen ARTO, lewat Corporate Secretary Tjit Siat Fun, menjelaskan, hingga saat ini tidak ada perubahan kepemilikan oleh MEI. Fun melanjutkan, kepemilikan MEI di ARTO sebesar 29,81%, terdiri dari 28,81% yang dicatatkan di BEI dan 1% yang tidak dicatatkan.
"Perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal," kata Siat Fun, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (14/10).
Pihak ARTO menambahkan, saat ini tidak ada informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan yang belum diungkapkan ke publik.
Sebelumnya, Ribbit mengumumkan telah berinvestasi di Bank Jago. Meski demikian, Ribbit belum membeberkan secara rinci berapa porsi saham yang diinvestasikan di ARTO.
Managing Partner Ribbit Capital Micky Malka, mengungkapkan, pertimbangan investasi di bank digital yang sebagian sahamnya dimiliki PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) ini sejalan dengan revolusi perbankan digital yang terjadi di seluruh dunia.
"Bank Jago memiliki komitmen yang sangat kuat untuk melayani nasabah melalui produk perbankan digital dengan teknologi mumpuni yang setara dengan pemain global. Kami senang sekali dapat berpartisipasi dalam perjalanan ini." katanya, dalam siaran pers, Senin (4/10/2021).
Ke depan, saham Bank Jago masih memiliki banyak ruang untuk menguat kembali. Faktor pemicunya adalah publikasi data kinerja kuartal III - 2021 yang akan dirilis pada akhir Oktober. Beredar rumor Jago akan mencetak profit pada kinerja kuartal III - 2021.
Informasi ini telah terendus sejak Jago mencatatkan pertumbuhan kredit yang impresif pada kuartal II lalu dan rasio keuangan yang semakin baik dari waktu ke waktu. Jika ini terjadi, Jago akan menjadi salah satu bank digital tercepat dalam menghasilkan laba bersih.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Rugi 6 Tahun, Bank Jago Catat Laba Rp 14 M di Q3 2021
(adf/adf)